10 Rahasia Sebelum Ngopi

Adi W.Taroepratjeka, namanya sudah dikenal oleh para penikmat kopi di Indonesia. Dia adalah salah satu ahli kopi yang ada di Indonesia. Namun, siapa sangka kalau dia pernah dilarang ngopi sebelum umur 18 tahun.
“Saya berkenalan dengan kopi ketika saya menjadi seorang anak pertukaran pelajar. Keluarga angkat saya menggemari kopi dan mereka secara teratur membeli berbagai kopi yang berbeda setiap minggunya. Karena keterbatasan bahasa saya saat itu, saya menggunakan kopi sebagai salah satu metoda komunikasi dan mendekatkan diri dengan mereka.” Kalau soal latar belakang keluarga, begini pengakuannya, “ Bapak saya minum kopi, namun beliau adalah penikmat kopi instant. Ibu saya juga minum kopi, namun beliau penikmat kopi major label, sementara dulu kakek saya hanya bisa minum kopi yang dicampur jagung. Mereka minum kopi, namun tidak bisa dibilang sebagai seorang pecandu.”
Bagi Adi, kopi adalah sebuah perjalanan. “ Alhamdulillah, kopi membawa saya berjalan-jalan, bertemu dengan banyak orang dan belajar dari mereka. Lihatlah kopi sebagai sebuah sarana menjelajahi dunia ini, dimana daerah berbeda bisa menawarkan karakter berbeda, kecantikan berbeda. Namun disisi lain kopi bisa juga kita perlakukan sebagai sebuah selimut penenang diri, yang menemani kita kala kita harus berjuang melewati malam atau tugas-tugas berat.” Pria yang anaknya baru masuk SD ini, suka ngopi bareng istri dimana-mana, “ dari cafe hopping hingga seduh kopi sendiri di rumah dengan menggunakan kopi dari berbagai daerah di dunia ini.
10 penting dari Adi untuk pembaca www.rm21.rasamasa.com..
1. Apa ciri kopi yang layak minum?
Layak itu adalah sebuah kata yang relatif, seperti halnya kata enak, dimana setiap individu akan memiliki definisinya sendiri-sendiri. Namun semakin baik kualitas kopi, semakin banyak cerita atau karakter rasa yang bisa diberikan sekaligus dikeluarkan kopi itu sendiri, tidak hanya rasa pahit.
2. Bagaimana dengan kehadiran kopi sachet seribu rupiah?
Kopi sachet seribu rupiah bagai buah simalakama. Kopi sachet-an merupakan sumber kafein serta energi instant yang baik, terutama dari komponen gula serta non dairy creamer yang terkandung didalamnya. Selain itu produk yang dihasilkan secara rasa akan sangat stabil, plus tidak ada yang bisa menandingi kepraktisannya. Namun, kopi-kopi jenis ini, karena kebutuhannya hanya untuk rasa pahit, bau, serta kafeinnya, dan harga jual yang rendah, maka kopi yang dipergunakan adalah kopi kualitas yang sangat-sangat rendah. Sekarang, tinggal kita bertanya dengan diri sendiri, “ cukup puaskah kita minum kopi kualitas jelek yang membutuhkan selimut gula dan creamer banyak untuk menambah citarasanya?”
3. Nyeduh kopi itu supaya hasilnya tepat,bagaimana?
Ada beberapa trik mudah yang biasa saya pakai, gilinglah sesaat sebelum menyeduh, tuang dengan air panas yang mengandung mineral. Seduh tanpa gula. Apabila harus menambahkan gula, lakukan setelah proses seduh selesai. Satu lagi yang penting, minum dalam kondisi tidak sakit gigi..hehe… Apabila mengejar rasa pahit, didihkan air atau bahkan rebus kopi bersama air. Untuk detail rasa lainnya, pergunakan air yang sudah didinginkan sebentar hingga bersuhu di kisaran 90 derajat Celcius.
4. Apakah kopi mengenal jenis kelamin?
Walau ada yang namanya kopi lanang (peaberry) ketika kita membahas biji kopi. Namun, kopi sendiri tidak mengenal gender.Yang membedakan adalah selera penikmatnya, dan selera itu dibentuk berdasarkan bagaimana kita dibesarkan.
5. Kalau ada tertulis roasted 22 juni 2014, berlaku sampai kapan untuk dapat diminum? Apakah kopi punya batas waktu layak minum?
Ketika kita berpikir kata kadaluarsa itu sama dengan produk tersebut sudah rusak, kopi tidak seperti itu. Namun kopi mengalami peluruhan rasa yang sangat cepat sejak dia selesai disangrai. Seiring dengan berjalannya waktu, detail rasa akan semakin hilang, kecuali rasa pahit, terlebih ketika kopi yang kita beli itu dalam bentuk kopi bubuk. Bagi sebagian peminum kopi yang rewel, mereka akan membatasi waktu simpan kopi hingga maksimum 1 bulan ketika dalam bentuk biji dan disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, dan hanya hitungan jam atau bahkan menit dalam kondisi sudah bubuk.
6. Bagaimana belajar flavour wheel atau roda rasa dalam konteks kopi Indonesia, dan sebagai pengonsumsi kopi yang awam?
Flavor wheel didisain sebagai sarana komunikasi antara mereka yang bergerak dibidang usaha perdagangan kopi. Tujuannya adalah penyamaan definisi deskripsi rasa bagi mereka yang berlatar budaya berbeda dengan pola makan atau hasil alam yang berbeda. Apabila kita hendak bercerita soal kopi yang kita suka keseorang teman, bukankah akan lebih menarik apabila definisi tersebut adalah definisi yang kita kenal baik bersama-sama? Daripada sederetan kata yang kita sendiri tidak yakin apa arti atau rasanya. Kopi yang mengingatkan sama aroma rendang akan lebih membuat orang penasaran daripada kopi dengan aroma leather, pine tree, dan sugar plum bukan?
7. Apasih yang dimaksud dengan white coffee?
White coffee merupakan perdebatan paling besar beberapa tahun terakhir ini di dunia perkopian. Ipoh di Malaysia memiliki white coffee yang sebenarnya adalah perbedaan metoda sangria mereka dibandingkan dengan daerah sekitarnya. White Coffee di Indonesia adalah campuran kopi dengan komponen lain seperti gula dan creamer dengan proporsi gula dan creamer yang jauh lebih banyak dari kopinya. Saking banyaknya, yang terasa kadang hanya aroma kopinya saja.
8. Bagaimana dengan decafeinated coffee?
Decafeinated coffee adalah kopi yang melalui beberapa metode pengolahan dihilangkan kafeinnya. Kafein ini kemudian dipergunakan oleh industri farmasi atau untuk minuman-minuman ringan atau kesehatan
9. Gimana bedain kopi robusta dan arabika?
Robusta akan memiliki rasa pahit dan persepsi kekentalan yang lebih tinggi, sementara arabika menawarkan karakter rasa halus yang lebih luas, dengan karakter asam (bukan kecut) yang menarik.
10. Ngopi memang makin jadi gaya hidup buat orang muda dan wanita, apa pendapat Anda soal ini?
Saya melihatnya sebagai hal yang positif, karena stigma kopi sebagai minuman orang tua yang tidak keren sudah memudar. Sekarang PR (Pekerjaan Rumah) besarnya adalah bagaimana kopi bisa diapresiasi lebih baik oleh penikmatnya secara kualitas. Dan, sang penikmat bisa lebih menghargai betapa kaya dan cantiknya negeri Indonesia ini.
Saatnya menyeruput secangkir kopi..
Adi pun berucap, “ Kita menghasilkan kopi, namun cenderung tidak mengapresiasinya. Mereka yang mencoba mengapresiasi kadang menelan mentah apa yang mereka lihat diluar tanpa mencerna esensinya. Petani mengasilkan kopi kualitas baik namun menikmati kopi sachet atau kopi cacat, hasil sisa sortiran karena yang kualitas baik diekspor. Apa itu salah? Mungkin bagi sebagian orang terlihat salah, namun apabila peminumnya menikmati dan bahagia melakukannya, apa itu salah juga? ... Setiap orang punya jiwa masing-masing, memiliki kebutuhan masing-masing. Kita tidak bisa mengklaim mana yang terbaik. Itu akan berbenturan dengan budaya… kopi itu butuh cinta,..”