Akibat Pilihan Hidup Fatmah Bahalwan
“Mengajar terus sampai ajal menjemput,” ujar Fatmah Bahalwan founder dari Natural Cooking Club (NCC) saat ditanyakan apa keinginannya dalam hidup. Tak terasa, sudah satu dekade NCC ikut meramaikan meja makan keluarga Indonesia. Ikuti petikan wawancara Rasamasa dengan Fatma melalui telepon dan email medio November – awal Desember 2014.
NCC sepuluh tahun sudah. Baru saja mensyukuri hari lahir 15 Januari 2015. Natural Cooking Club (NCC) merupakan usaha bernama Natural Catering, Cake & Cookies yang ada di Matraman Dalam III no.11 RT09 RW07 Jakarta Pusat. Nama Natural adalah kata yang pertama terpikir oleh Fatma sepuluh tahun lalu. Harapannya, dengan menyebut kata natural, semua orang akan ingat bahwa komunitas ini anti bahan kimia terlarang.
Kalaupun NCC berkembang seperti sekarang, itu adalah akibat dari sebuah pilihan yang dilakukan karena krisis moneter melanda Indonesia pada tahun 1998. Fatmah Bahalwan, seorang sekretaris eksekutif sebuah Bank Syariah pertama di Indonesia, lulusan ASMI (Akademi Secretary & Management Indonesia), dihadapkan pada pilihan: hidup hemat atau menambah penghasilan. Pilihan pun jatuh pada menambah penghasilan. “ Maka sejak itu sambil tetap bekerja, saya berjualan kue, menerima pesanan kue, dan masakan. Sampai akhirnya bulan Oktober 2004, saya memutuskan untuk berhenti bekerja kantoran untuk lebih serius menekuni bidang kuliner. Sekaligus menjadi pengajar masak, membuat kue, dan menghias kue,” kenang Fatma. “ Suami saya, R. Wisnu Ali Martono, seorang peneliti yang bekerja di BPP Teknologi adalah pendukung utama karier saya. Bahkan mailing list Natural Cooking Club juga dibuatkan olehnya, “ sambungnya lagi.
“Kami berumah tangga sejak 11 Desember 1998, dan Alhamdulillah memiliki 3 orang anak : Alia Prawitasari, SE. Perempuan, sarjana ekonomi lulusan Universitas Indonesia yang saat ini menjadi pengajar Ekonomi di Bimbingan Belajar BTA, dan sedang merintis usaha busana muslimah. Irfan Pradipta. Laki-laki, saat ini sedang kuliah semester tiga di Universitas Bina Nusantara fakultas Desain Komunikasi Visual-Animasi. Dan, Alfi Pramana. Laki-laki, saat ini pelajar kelas X di SMA-54 Jakarta Timur. Saya hampir tidak pernah mendapatkan masalah mengelola NCC dari keluarga,” nada suaranya terdengar bangga dan penuh syukur.
Saya dengar makin kecanduan mengajar nih?
Sejak tahun 2002, mungkin karena banyak memberikan resep dan tips sukses memasak dan membuat kue, sayapun diminta mengajar masak dan membuat kue. Tidak terasa profesi sambilan yang saya lakukan diakhir pekan ini menjadi ‘candu’. Muridnya berdatangan dari segala penjuru. Melalui mailing list, website, media sosial, dan melalui kursus off line yang dikerjakan di rumah saya sendiri.
Berapa jumlah muridnya?
Seorang penyiar dari sebuah radio menjuluki saya sebagai pengajar kue sejuta umat. Ini sungguh berlebihan. Akan tetapi bila dihitung, rata-rata setiap hari 10 orang, kali sebulan berarti ada 300 orang. Berarti satu tahun ada 3.600 orang. Saat ini NCC berusia 10 tahun, berarti sudah 36 ribu orang yang saya ajar. Padahal setiap harinya bukan sepuluh, seringkali sampai 20 hingga 50 orang yang belajar di markas NCC Matraman. Secara rutin tiga atau empat kali setahun saya mengajar di Surabaya dan di kota-kota lainnya. Belum lagi, murid-murid juga menjadi pengajar, sehingga berantai terus-menerus. Semoga cita-cita ini bisa berjalan terus tanpa putus, meski ajal akan tiba waktunya kelak. Bersama dengan para pengajar di NCC, kami juga sudah menulis 12 judul buku resep dan cake decorating.
Apa prinsip hidup Anda?
Hidup harus bermanfaat untuk diri sendiri, keluarga, dan orang lain.
Selain masak, suka apa?
Saya juga suka mengoleksi cangkir dan teko. Kesukaan ini masih tetap saya lakukan. Bahkan dengan adanya kursus food fotografi di NCC, koleksi saya bisa jadi manfaat untuk objek foto.
NCC sekarang, seumpama apa?
Kalau dianalogikan NCC seperti PIN. Bila seseorang bingung mau masak apa, klik saja www.ncc-indonesia.com, demikian juga untuk kebutuhan info kuliner lainnya. Awalnya beranggotakan 4 orang, sekarang berkembang menjadi lebih dari 17 ribu orang. NCC juga mengikuti perkembangan teknologi media sosial dengan membuat Natural Cooking Club Groups di Face Book yang saat ini beranggotakan lebih dari 62 orang. Selain itu, NCC juga memiliki account twitter.
Lima atau sepuluh tahun lagi, NCC akan jadi seperti apa?
Lima tahun kedepan NCC harus lebih baik. Lebih banyak lagi orang yang pandai memasak dan membuat kue, sekaligus memiliki penghasilan sendiri dari urusan kuliner. Target kami setiap tahun minimal terbit satu sampai tiga buku resep. Sepuluh tahun kedepan, semoga NCC akan memiliki tempat tersendiri sebagai laboratorium masak, studio food fotografi, dan perpustakaan kuliner.
Melihat lewat NCC apa yang menarik dengan bagian Indonesia lainnya?
Yang paling menarik dibagian Indonesia mana saja adalah kekayaan alam dan budayanya. Terutama budaya makan. Banyak sekali kekayaan budaya makan yang belum tergali. Kami pernah melakukan kegiatan bersama Bank Indonesia, melatih warga lereng gunung Ciremai, di Desa Mekar Jaya, Kuningan, Cirebon, membuat kue-kue kering dan roti dengan menggunakan alat-alat sederhana. Kami senang sekali melihat ibu-ibu bersemangat belajar. Semua ini kami kerjakan melalui program Peningkatan Ekonomi Pedesaan. Alhamdullilah, prinsip hidup saya terwujud!
Telp NCC di Matraman : 021-3921779