Masak Di Rantau

Ayam Goreng Bumbu Di Jerman

ayam-goreng-bumbu-di-jerman

Saya pun memutuskan memasak beberapa makanan yang saya suka. Ternyata, hasil masakan saya disukai keluarga host saya.

Program aupair yang diselenggarakan atas kerjasama antara pemerintah Jerman dan Indonesia, memberi saya kesempatan untuk tinggal di Jerman selama satu tahun. Di sana, saya tinggal di keluarga tamu atau host family dan bisa mengikuti kursus bahasa Jerman. Saya juga dapat uang saku per bulan, yang jumlahnya cukup untuk jalan-jalan menjelajahi Eropa. Sebagai gantinya, saya bertugas jadi kakak terbesar bagi anak-anak di keluarga tamu, untuk menjaga dan menemani mereka bermain.

Setahun di Jerman, saya tentu sering rindu masakan tanah air. Kebetulan, keluarga saya di sini tertarik mencicipi masakan Indonesia, jadi saya memutuskan untuk memasak beberapa makanan yang saya rindukan: cap cay, ayam goreng, dan semur daging sapi.

Masak makanan Indonesia di Jerman tidak mudah, tapi bukannya tidak mungkin. Tantangan terbesarnya adalah ketersediaan bahan, apalagi saya tinggal di kota kecil. Toko yang menyediakan bahan makanan Asia lengkap, kebanyakan terletak di kota besar.

Sementara toko khusus bahan makanan Indonesia tidak sebanyak di negara lain, seperti Belanda misalnya.

Sebelum berbelanja, pertama-tama saya menuliskan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam bahasa Jerman, supaya lebih mudah mencarinya. Untuk bahan seperti daging, bawang merah, atau daun kol, tidak perlu diterjemahkan karena mudah ditemukan di sini. Sedangkan untuk bahan lain, saya gunakan aplikasi Google translate sebagai bantuan untuk menerjemahkan bahan makanan tersebut. Lucunya, tidak semua terjemahan itu sesuai sehingga menimbulkan salah paham antara saya dan keluarga di sini. Akhirnya, kami harus periksa lagi dengan mencari gambar makanannya. Misalnya, buah sawo diterjemahkan menjadi “senf” dalam bahasa Jerman. Padahal, kalau “senf” diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, hasilnya adalah saus mustard.

Ada bahan-bahan yang tidak bisa saya temukan di kota saya, bahkan setelah mendatangi toko yang menjual bahan Asia. Misalnya saja kemiri, daun salam, dan terasi. Setelah menelepon Ibu, saya menghilangkan bahan-bahan itu karena menurut Ibu rasanya masih tetap enak.

Saat membuat semur, saya menggunakan kecap merek Ketjap Indonesia, yang saya temukan di toko bahan makanan Asia. Kecap itu saya pilih karena mencantumkan nama Indonesia, padahal sebenarnya saya ingin pakai merek yang jelas-jelas ada di Indonesia, seperti Bango atau ABC.

Ayam goreng adalah satu-satunya masakan yang murni saya olah dengan bumbu instan yang saya bawa dari Indonesia.

Cara masaknya pun sangat mudah karena tertera di bungkusnya. Pertama, saya merebus 1 kg ayam bersama bumbu instan dengan api kecil. Ayam akan jadi lunak dan bumbu meresap hingga ke dalam. Setelah air habis, diamkan sejenak sambil siapkan wajan berisi minyak goreng. Setelah minyak panas, saya goreng ayamnya.

Mengingat ini pertama kalinya saya memasak sendiri untuk dimakan banyak orang, saya sempat gugup. Bagaimana kalau masakan saya tidak enak rasanya? Tapi rupanya keluarga saya di sini suka, terutama ayam gorengnya. Mereka bahkan minta saya masak ayam goreng lain di lain waktu. Menurut saya, ayam goreng ini jadi hidangan istimewa karena bumbunya meresap sampai ke dalam daging. Berbeda dengan cara memasak ayam di sini, yang biasanya dipanggang atau grilled. Yang dibumbui hanya bagian luarnya saja, sehingga bagian dalamnya tidak ada rasanya. Dari pengalaman ini, saya selalu berpesan pada teman-teman yang mau pergi ke luar negeri, jangan lupa bawa bumbu instan ayam goreng! Karena ayam pasti ada di hampir semua negara. Masak ayam goreng itu juga sangat sederhana dan mudah. Jadi, semua pasti bisa!