Dari Redaksi

Badan Sehat, Kerja Sehat

badan-sehat-kerja-sehat
Hari Kesehatan Nasional yang diperingati 12 November tahun ini didedikasikan untuk anak-anak. Tapi, bukan hanya anak-anak yang perlu paham cara hidup sehat. Karena kita yang sudah dewasa pun sering mengabaikannya

Memasuki tahun ke-50, Hari Kesehatan Nasional akan diperingati dengan fokus utama pada pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), salah satunya dengan mengadakan kegiatan pemeriksaan mata, gigi, dan telinga, serta memberikan kacamata pada anak-anak yang mengalami gangguan penglihatan. Dengan begitu, anak-anak bisa belajar pentingnya menjaga kesehatan sejak usia dini, sehingga mereka bisa mempraktikkannya sampai dewasa nanti.

Bicara soal menjaga kesehatan, saya jadi ingat pengalaman pribadi. Sewaktu menjadi project officer pada Bulan Film Nasional 2011 di Kineforum, saya disibukkan dengan cukup banyak acara pemutaran film Indonesia, dari film klasik hingga film kini. Selama satu bulan, saya tidak sempat memikirkan hal lain di luar event tersebut, termasuk urusan makan siang. Saat manajer program kami, Lisabona Rahman (Lisa) tahu saya dan Matius, teman satu tim saya, belum makan siang, dia langsung marah.

"Enggak boleh begitu, ah. Sesibuk apa pun kalian, makan itu enggak boleh di-skip. Kerja boleh, tapi mesti ingat makan juga," katanya waktu itu.

Seketika itu juga saya dan Matius langsung beranjak untuk makan siang.

Hingga sekarang, kata-kata Mbak Lisa masih nancep di kepala saya. Sesibuk apa pun, ritual makan sebisanya tidak saya abaikan, demi kesehatan lahir-batin dan kegiatan sehari-hari tetap bisa berjalan lancar.

Ketika terdengar kabar beberapa teman di kampus meninggal dunia, banyak yang berkomentar, "Pekerja seni itu cepat mati". Awalnya, saya tidak paham maksudnya.

Namun beberapa teman lalu bercerita, kalau pekerja lapangan itu sering abai terhadap pola hidup sehat serta jam kerjanya sering melampaui batas.Sementara, tubuh kita punya jam kerja minimal dan maksimal.

Hal itu juga terjadi pada saya, terlebih saat sedang hectic dalam bekerja. Urusan makan dan istirahat menjadi nomor sekian. Akhirnya, kambuhlah penyakit maag, disertai "bonus" gejala tipus. Selama sebulan penuh saya beristirahat di rumah. Tidak bekerja, tidak kuliah. Banyak sekali yang tertinggal.

Setelah tipus pulih, masalah lambung masih tetap saya alami. Saya tidak ketemu obat yang cocok dan gangguan maag akut sering muncul. Akhirnya, suatu hari seorang teman menganjurkan minum perasan jeruk nipis atau lemon yang dicampur air hangat dan madu.

Wah, bukannya jeruk nipis dan lemon itu rasanya asam? Ternyata tidak. Saat sudah masuk ke dalam tubuh, jeruk nipis bersifat basa, sehingga tubuh yang sudah penuh dengan asam yang berasal dari makanan bisa dinetralkan.

Setelah mengikuti anjuran teman saya selama beberapa hari, kondisi kesehatan saya mulai membaik. Jelasnya, saya tidak mau mengulang sakit maag dan tipus lagi. Saya tidak mau abai menjaga kesehatan diri lagi. Kerja itu boleh, tapi kesehatan juga penting. Tidak perlu menunggu setiap tahun untuk merayakan hari kesehatan. Setiap hari kita bisa merayakannya dengan mulai hidup sehat!