Bawa Bekal, Yuk
“Loe makan apa? Gue ikutan aja deh, bingung,...”
Kalimat ini hampir setiap siang berulang di kantor Rasamasa. Sampai suatu hari, Sitta Manurung, Redaktur Pelaksana kami, mulai sering bawa bekal. Lihat menunya, jadi kepengin! Ada nasi dan dan ikan goreng, sambal, tumisan sayur, sampai apel. Lengkap banget.
Lama-lama teman-teman yang lain juga ikutan, bawa bekal masakan mamanya, yang juga menggoda selera. Mereka senang bawa bekal karena sudah terjamin enak dan sehat. Plus, satu alasan lagi:
“Sekarang enggak perlu pusing setiap siang mikirin mau makan apa. Ha-ha-ha...”
Pada Hari Gizi Nasional lalu, Rima Sjoekri, Direktur Rasamasa yang hobi ngulik data, membuat satu tulisan tentang pengalaman ikut tes kesehatan. Ada tes darah, tes untuk hormon, tes jantung, dan tes kanker. Karena data berupa angka itu belum “bunyi”, seorang dokter ahli gizi membantu menerjemahkannya.
Kalau Anda semasa kecil dulu termasuk sering ke Posyandu supaya bisa makan enak dan minum susu cokelat gratis (itu, sih, saya!), Anda pasti sudah paham dengan ajaran empat sehat lima sempurna. Nasi, lauk, sayur, buah, dan disempurnakan dengan susu. Seiring waktu, anjuran yang digalakkan sejak tahun 1950-an ini sekarang diganti dengan Pedoman Gizi Seimbang. Intinya, makan yang baik itu tidak sekadar enak dan kenyang, melainkan juga harus memenuhi kebutuhan gizi yang bersangkutan.
Kalau di rumah, pedoman ini pasti mudah diterapkan. Tapi, bagaimana dengan di kantor? Apa mungkin, kita bisa menyantap makan siang yang benar-benar sehat untuk tubuh?
Jawabannya, bisa saja. Tapi kalau setiap hari harus membeli, mahal juga, ya.
Lalu, solusinya?
Bawa bekal, dong!
Menunya bisa kita siapkan sesuai selera. Memang, dengan begitu kita harus masak dulu malam sebelumnya atau di pagi harinya. Tapi, saya tetap semangat karena menganggap masak itu menyenangkan sekaligus menyembuhkan.
Mulai saja dari yang gampang, seperti tempe atau tahu bacem, sayurnya cah brokoli (semua resep ada di rasamasa.com). Kalau ingin karbohidrat kompleks, ganti nasi putih dengan nasi merah. Kalau mau lebih menantang, buat nasi tim. Tinggal hangatkan kuahnya di pantry kantor menjelang disantap. Untuk buah, praktisnya bawa jeruk, apel, atau pisang. Atau, buah potong, seperti pepaya, yang harganya terjangkau tapi manfaatnya banyak.
Rencananya setelah menikah nanti, saya ingin tertib bawa bekal sehat dari rumah. Alasannya? Pertama saya tidak mau banyak berpikir mau makan apa setiap siang. Sesekali jajan, sih, tidak masalah. Kedua, ingin makan makanan yang lebih sehat setiap hari. Ketiga, saya ingin lebih hemat dan bijak mengatur anggaran belanja. Kalau ternyata bawa bekal itu lebih enak dan sehat, kenapa harus jajan yang kadang-kadang rasanya sering enggak sreg di lidah?