Berburu Tempe Dan Cumi Di Inggris

Perjuangan saya mendapatkan bahan makanan khas Indonesia begitu berliku. Saya pun sadar kalau lidah ini tidak bisa jauh dari Indonesia...
Februari lalu, saya pindah ke Cranfield, sebuah kota kecil di Inggris, tepatnya di utara kota London. Kota ini seperti pedesaan, dikelilingi sawah dan peternakan besar. Sangat cocok untuk para mahasiswa yang butuh ketenangan dalam belajar, seperti suami saya yang sedang mengambil Program Doktoral.
Ketika berangkat, saya sedang hamil 34 minggu. Rencananya memang ingin melahirkan di Inggris dan akhirnya saya melahirkan pada minggu ke-37. Sebagai ibu baru yang menyusui, pastinya saya butuh nutrisi yang cukup untuk ASI si kecil. Di Indonesia, biasanya ibu menyusui disarankan mengonsumsi daun katuk agar ASI-nya lancar.
Namun, karena di sini tidak ada daun katuk, saya menggantinya dengan bayam dan kale.
Setiap Sabtu saya biasa belanja keperluan memasak selama seminggu ke depan. Yang saya suka, di sini pasarnya bersih dan tertata rapi. Sayur dan buah-buahan yang dijual sangat segar dan beragam. Rasanya saya ingin beli semuanya!
Selain memasak, setiap akhir pekan kami mencoba beberapa tempat makan di sekitar. Namun, kami belum menemukan salah satu makanan favorit kami, tempe, yang kalau di sini disebut tempeh. Makanan khas Indonesia ini sangat enak, bernutrisi, dan baik untuk meningkatkan kualitas ASI. Masalahnya, sangat sulit menemukan tempe di Cranfield, kotanya kecil. Tidak seperti di London, yang mungkin lebih mudah untuk menemukan tempe. Beberapa toko Asia yang saya kunjungi juga tidak menjual tempe, meski menurut penjualnya banyak warga Indonesia yang menanyakan hal yang sama.
Setelah bertanya pada beberapa teman, akhirnya saya dapat tempe di sebuah toko Asia bernama Fushion O, di Bedford, sekitar 30 menit dari tempat kami. Harganya lebih mahal dibanding di Indonesia, yaitu sekitar 3 GBP (Great Britain Poundsterling) per 400 gram, atau sekitar Rp.60.000.
Tempe adalah makanan mewah di sini, bahkan daging sapi cincang saja harganya hanya 2 GBP per 500 gram!
Tempe yang kami beli diproduksi di Belgia, namun rasanya hampir sama dengan tempe yang ada di Indonesia. Setidaknya, bisa mengobati rasa kangen kami pada tempe! Di toko ini kami juga menemukan cumi. Kebetulan, kami juga sedang rindu seafood dengan olahan bumbu khas Indonesia tepatnya seperti makanan seafood yang sering dijual di tenda pinggir jalan. Harganya sedikit lebih murah dibanding tempe, yaitu 2,49 GBP per 450 gram.
Setelah bahan utama didapat, saya dan suami memutuskan memasak cumi cabai hijau. Bahan lain tidak terlalu sulit diperoleh, tak lupa juga ditambah sambal kecap sebagai pelengkap tempe goreng.
Walau jauh dari Indonesia, ternyata lidah kami tetap tidak bisa jauh dari tanah air. Buat kami, masakan Indonesia tetap memiliki cita rasa yang lebih menarik dibanding masakan asli Inggris.