Makan Bersama

Bisa Masak Itu Keren!

bisa-masak-itu-keren

Nama Amir Syarif Siregar sebagai movie blogger memang tidak diragukan. Pria kelahiran Medan yang awalnya bercita-cita menjadi diplomat ini sudah lama mempunyai minat di bidang tulis-menulis dan film. Mengawali karier sebagai jurnalis, Amir memantapkan diri sebagai kritikus film. Sejak 2011, ia bahkan berhasil masuk ke dalam jajaran Online Film Critics Society, sebuah kelompok kritikus film terbesar di dunia yang berpusat di Amerika Serikat.

Sedang sibuk apa saat ini?

Saya baru selesai menjadi juri dalam sebuah festival film pendek dan bersiap-siap memulai pekerjaan baru.

Bicara soal film yang berkaitan dengan dunia masak-memasak. Mana film yang paling berkesan dan yang paling tidak berkesan?

Hmmm, .... yang paling berkesan sepertinya Ratatouille. Meski film animasi, penggambarannya tentang makanan terkesan nyata. Selain itu, film ini juga berkaitan dengan dunia penulisan kritik.

Kalau yang paling tidak berkesan bagi saya adalah No Reservations. Soalnya, makanannya kurang diekspos, lebih ke masalah percintaannya saja. Saya juga suka film Julie and Julia. Cuma saja, filmnya kurang fokus pada makanan, meski menarik juga melihat usaha Julia dalam memahami makanan.

Apa Anda bisa memasak?

Kalau memasak untuk dimakan sendiri, bisa. Tapi kalau bicara memasak untuk dicicipi orang—termasuk orang rumah—saya tidak bisa. Rasanya, masakan saya belum pantas untuk dipamerkan atau dicicipi orang. Perlu usaha lebih untuk saya bisa memamerkan dan membuat orang mencicipi masakan saya.

Saya kepingin banget bisa masak. Namun, sampai saat ini belum ada kesempatan yang membuat saya bisa lebih mahir memasak. Kemampuan masak itu salah satu kemampuan yang keren. Dari satu bahan makanan bisa dikreasikan menjadi berbagai menu, sepertinya itu asyik. Saya sering lihat Instagram teman saya yang hobi memasak. Dari cuma telur dan roti, dia bisa membuat sajian yang lain. Awalnya, saya pikir itu kelihatan menjijikan. Tapi kalau teman saya bisa memakannya, pasti rasanya enak.

Apa ada hidangan khusus di keluarga Anda?

Tentu ada. Ibu dan adik-adik saya malah jago memasak. Ada satu resep yang selalu disajikan di keluarga setiap kali ada hari besar atau perayaan, yaitu arsik. Saya sendiri kurang begitu suka arsik. Menurut saya, ikan itu berlendir meskipun sudah dicuci berulang kali. Tapi arsik ternyata memang favoritnya orang-orang, bahkan tiap kali ada teman berkunjung ke Medan, mereka pasti minta ditemani makan arsik. Saya yang tidak suka arsik berpikir, “Duh, makanan yang lain banyak, jangan arsik terus.”.

Kalau tidak suka ikan, bagaimana dengan kue-kue khas Sumatera Utara?

Nah, kalau segala macam kue, saya suka. Saya cenderung suka yang manis-manis. Di keluarga, ada panganan yang jadi favorit, yaitu kue ombus-ombus. Disebut demikian karena kuenya biasa dimakan panas-panas dan diembus-embus [ditiup-tiup, red.] supaya tidak terlalu panas di mulut. Kuenya terbuat dari tepung beras, gula merah, dan kelapa.