Boyong Rendang Ke Negeri Singa
Sosok pria Minang itu tersenyum ramah menyambut saya sambil menaburkan dakak-dakak ke atas rendang itam khas Kapau. Raut sumringah karena bertemu rekan serumpun merona di wajahnya, tampaknya dia sudah bosan berbicara dalam bahasa Inggris. Ketika saya bertanya lokasi warungnya di Jakarta, ia menjawab sambil tersipu, “Kami belum bisa sampai ke Jakarta, cuma punya warung di Bukittinggi.”
Dialah Uda Fitra, pemilik Nasi Kapau Rang Agam, yang dapat kesempatan emas bersama empat pedagang lainnya, secara khusus dikurasi oleh Arie Parikesit dan Marchellinus Hanjaya untuk ikut World Street Food Congress di Singapura. Konon Uda Fitra dulunya tidak tahu-menahu soal bumbu rendang. Ia pasrah pada racikan tukang bumbu halus langganannya di pasar. Lambat laun, Uda Fitra mencoba membuat bumbunya sendiri. Mencampurkan cabai demi cabai, menyandingkannya dengan lengkuas, jahe, kemiri, bawang merah, dan bawang putih, memadukannya dengan aroma khas batang serai dan daun jeruk. Hasilnya? Rendang itam yang jadi favorit Bupati Agam, Ir. Indra Catri.
Rendang buatan Uda Fitra warnanya sangat gelap, teksturnya kering tanpa sedikit pun sisa minyak—bukti ketelatenannya memasak rendang lebih dari 8 jam.
Tekstur dagingnya begitu lembut dengan aroma bumbu yang sangat menggoda. Rasanya saya bisa habiskan sepiring penuh nasi putih panas dengan bumbu hitamnya saja.
Jangan lupakan juga dakak-dakak, potongan singkong kecil digoreng kering, yang menambah tekstur renyah dalam hidangan khas Kapau tersebut. Uda Fitra juga membawa serta Gulai Cubadak yang terbuat dari nangka, Sambal Lado Mudo dengan aroma ikan asin yang khas, dan Dendeng Lado Merah dengan sensasi asam pedas segar. Seporsi Nasi Kapau Rang Agam untuk dibagi? Jangan berani-berani!
Pergelaran World Street Food Congress diikuti lebih dari 30 pedagang makanan kaki lima dari 10 negara, yang berkumpul di area depan F1 Pit Building. Nasi Kapau Rang Agam mewakili Indonesia bersama Nasi Manado dan Pisang Roa Tamba’la; Soto Tangkar dan Sate Kuah Aneka Sari dari Pasar Lama Tangerang, serta Kue Pancong dan Kerak Telor Jakarta. Acara ini juga dihadiri jago-jago kuliner dunia, seperti KF Seetoh (pendiri Makansutra di Singapura), William Wongso, Bondan Winarno, dan Anthony Bourdain.
Satu cerita William Wongso yang membuat dada saya dipenuhi rasa bangga adalah ketika pada 2-days Dialogue, yang jadi bagian dari rangkaian acara akbar ini, Anthony Bourdain berkomentar tentang Rendang Itam Uda Fitra.
“I have tried many rendang, from Indonesia, Malaysia, Singapore –you name it! But this one right here (Nasi Kapau Rang Agam), is THE BEST Rendang I have ever tasted in my life.”
Menulis ini membuat airmata bangga tak terasa kembali muncul di ujung mata saya. Agaknya Kabupaten Agam, Bukittinggi, akan jadi destinasi perjalanan lidah saya berikutnya.