Masak Di Rantau

Bumbu Indonesia di Rantau

bumbu-indonesia-di-rantau

Menghasilkan masakan Indonesia dengan cita rasa hampir serupa selama tinggal di luar negeri, membutuhkan banyak eksperimen.

Berada jauh dari Indonesia bukanlah alasan untuk tidak bisa membuat masakan Indonesia. Sebab, bumbu yang biasa digunakan di Indonesia terkadang bisa ditemukan di supermarket Asia. Meski tentu saja dengan harga yang cenderung lebih mahal. Tak hanya bumbu impor dari Indonesia, ada juga yang berasal dari beberapa Negara tetangga Indonesia, seperti Thailand, Malaysia, Vietnam, India, Filipina, dan China.

Bersyukur saya tinggal di Ohio, Amerika Serikat, yang dikelilingi banyak supermarket Asia yang menjual produk Indonesia.

Mulai dari bumbu mentah seperti kunyit, lengkuas, serai, dan daun jeruk, hingga bumbu siap pakai. Bahkan, makanan pelengkap seperti kerupuk dan bawang goreng juga ada! Yang masih jarang kehadirannya adalah daun singkong, daun kunyit, dan jengkol. Ketika stok bumbu segar sedang habis,sebagai gantinya saya harus puas dengan berbagai bahan dalam bentuk kering, seperti daun jeruk kering, daun salam kering atau bumbu yang berbentuk bubuk, seperti bubuk lengkuas, bubuk jinten, dan bubuk serai.

Selain itu, saya terus bereksperimen dan mencoba mencari cara supaya bisa menghasilkan cita rasa yang mirip dari bahan-bahan yang tersedia. Berikut ini adalah beberapa hasil eksperimen saya:

  1. Cabai Keriting: untuk menghasilkan rasa pedas mendekati cabai keriting, coba campurkan cabai manis (sweet chilli asal Meksiko) dengan cabai rawit dari Thailand.
  2. Kelapa Parut: untuk jajanan pasar, saya lebih suka menggunakan kelapa parut kering, karena kelapa parut yang dibekukan cenderung mudah basi. Efek basah bisa diperoleh dengan memberi sedikit santan, atau air yang berasal dari adonan setelah direbus. Untuk serundeng, saya juga lebih suka menggunakan kelapa parut kering.
  3. Singkong (cassava): biasanya sudah ada dalam bentuk beku. Cocok untuk membuat tapai singkong atau jajanan pasar yang butuh bahan singkong parut. Kalau tidak maupakai singkong yang sudah dibekukan, bisa diganti dengan yucca yang berasal dari Amerika Selatan. Namun, rasa dan teksturnya memang berbeda.
  4. Air kelapa: yang bentuknya segar dari buah kelapa tidak mudah didapat, tapi di supermarket biasa tersedia dalam 100% Pure Coconut Water dalam kemasan kotak. Begitu juga dengan santan, yang tersedia dalam bentuk kemasan kotak. Keduanya bisa digunakan untuk minuman dan masakan.

Untuk memenuhi kebutuhan bumbu, saya juga mencoba bercocok tanam sendiri di rumah. Salah satu yang saya tanam adalah kunyit, demi mendapatkan daun kunyit segar untuk memasak.

Maklum, yang acap kali tersedia di supermarket Asia, daun jeruk, petai, daun pisang, daun pandan, dan daun kunyit berbentuk beku. Rasanya? Tentu tidak sama jika kita menggunakan bahan segar, bukan? Kebetulan, musim panas kemarin ada teman saya yang berhasil mendapat kunyit segar dari pasar petani (farmer’s market). Kunyit itu lalu ditanam di belakang rumahnya, hingga tumbuh tunas. Lalu, saya meneruskan salah satu tunasnya di rumah saya. Senyum saya terbentang dari ujung keujung ketika helai demi helai daun kunyit tumbuh dari tunas tersebut. Selain kunyit, bumbu lain yang bisa kita tanam dengan mudah adalah daun bawang, kemangi (sweet basil), cabai (benih yang tesedia biasanya berasal dari spesies Amerika Selatan), seledri, dan tomat. Urusan rasa, tidak ada yang bisa mengalahkan bumbu segar dari kebun sendiri. Selain masakan jadi lebih enak, kantung juga lebih sehat.