Dari Redaksi

Di Balik Rasamasa #6: Sop Buntut Mama

di-balik-rasamasa-6-sop-buntut-mama

Tak sedikit orang yang punya menu andalan yang ingin dicoba sewaktu datang ke satu restoran. Kebanyakan teman saya selalu pesan nasi goreng untuk tahu itu. Buat mereka, kalau nasi goreng di restoran itu enak, biasanya masakan lainnya juga enak. Setidaknya, tidak terlalu buruk. Berbeda dengan saya. Masakan yang wajib saya coba justru (kalau ada di menu restoran) sop buntut! Kenapa Sop Buntut? Awalnya ketika saya mencicipi masakan Mama sewaktu masih kecil. Segera saja, saya suka sekali sop buntut! Sop buntut menjadi salah satu masakan Indonesia favorit saya.

Begitu dewasa, saya selalu mencoba sop buntut di setiap restoran yang saya tandangi.

Apalagi kalau ke restoran khusus sop buntut. Saya bisa datang berkali-kali untuk mencoba menunya satu per satu. Dari sop buntut rebus, goreng, bakar, sambal balado, sambal rica, sampai sambal cabai hijau. Langsung terbayang, sedapnya. Tapi, berhubung sudah lebih dari setahun saya diet tidak makan daging pada hari kerja (karena alasan kesehatan dan lingkungan), sop buntut tidak bisa dimakan sesering dulu. Tapi begitu kepingin, saya langsung telepon Mama. Minta dimasakkan, lalu saya mampir deh ke rumahnya. Buat saya, sop buntut buatan Mama itu yang paling istimewa. Cara buatnya biasa saja, direbus, tidak pakai sambal, tidak pakai emping. Tapi rasanya berbeda dengan yang sering saya cicipi di tempat lain. Enak, segar, bikin nyaman. Kata Mama, dia punya resep rahasia.

Pala diganti dengan bawang merah, plus menteganya juga khusus—mereknya rahasia.

Ada-ada saja, ya!