Didatangi Polisi Gara-gara Ikan Teri

Sutradara film yang banyak mengambil tema sepak bola ini kerap muncul ditelevisi sebagai komentator ataupun narasumber pertandingan sepak bola. Mengaku suka semua jenis makanan, ia punya kisah unik tentang makanan.
Berawal dari suka sepak bola, Ucup, begitu panggilan akrab Andibachtiar Yusuf, mulai membuat film dokumenter pendek. Diawali dengan film dokumenter pendek, Jakarta is Mine, disusul Hardline, The Jak, dan The Conductors yang mendapatkan penghargaan khusus di Busan International Film Festival di Korea Selatan. Ia juga membuat film fiksi seputar sepak bola, seperti Romeo dan Juliet dan Hari Ini Pasti Menang. Saat ini, Ucup sedang sibuk syuting film Garuda 19 yang berkisah tentang tim nasional U-19. Bicara soal makanan, pria kelahiran Jakarta ini ternyata juga sangat fasih bicara soal masakan Sumatera Barat. Tak heran, sebab sang ibu yang asli Payakumbuh ternyata suka memasak hidangan khas Sumatera Barat di rumah. “Dulu, sih, masaknya setiap hari, sekarang tidak lagi,” tutur Ucup. “Yang dimasak macam-macam, tapi biasanya Ibu masak gulai kepala ikan mas atau dimasak kuah putih.”
Apa makanan favorit kamu?
Saya penggemar semua jenis makanan. Tapi kalau bicara tempat makan paling enak di Sumatera Barat, dari ujung bawah sampai atas, semuanya enak! Dan, makanannya juga beragam sekali. Orang sini selalu bilang nasi padang, seperti halnya nasi kapau. Padahal, nasi kapau itu hanya ada di daerah tertentu, tidak semua daerah punya nasi kapau. Satai padang juga beda-beda, ada yang kuahnya merah, ada yang kuning, tergantung dari daerah mana. Kalau sudah pernah makan di sana, makanan Padang di Jakarta rasanya kurang enak. Buat saya, makanan Indonesia paling enak itu, ya, dari Sumatera Barat. Bukan karena saya berdarah Minang, ya, tapi karena makanan itu dimasak dengan 30-40 macam rempah. Sementara di Jakarta mungkin hanya 7 macam rempah.
Rumah makan Padang yang disukai di Jakarta?
Saya suka satai padang di Ajo Ramon, di Pasar Santa. Satainya itu satai Pariaman, kuahnya merah.
Punya tradisi khusus memasak makanan Sumatera Barat?
Ya, biasanya kalau kumpul dengan keluarga Minang saja berlaku. Itu pun bikin yang simpel-simpel. Tapi, sesimpelnya orang Minang, yang namanya bikin rendang tetap butuh waktu dua hari.
O ya, dengar-dengar Anda punya pengalaman seru seputar makanan saat di luar negeri, ya?
Waktu itu saya sedang di London untuk magang di Newcastle. Dari Jakarta, saya bawa rendang buatan Ibu. Karena rendangnya kering, tidak basah seperti yang sering kita lihat, bisa tahan sampai 6 bulan. Sama seperti rendang talua yang bumbunya kering, telurnya juga seperti kerupuk. Selain rendang, saya juga suka masak soto saat di London. Meski rasanya sudah bergeser banget, teman-teman tetap suka tuh. Yang paling seru itu waktu di Budapest, Hungaria. Saya sedang masak ikan teri, lalu ada polisi datang. Dikiranya kami sedang pesta apa, karena bau ikan terinya menyengat.
Ketika syuting film Garuda 19 di Pulau Alor, apa sempat mencicipi makanan khasnya?
Di sana makanan khasnya terbuat dari jagung. Saya lupa namanya, tapi jagung itu seperti nasi. Enak banget. Orang sana pikir kami tidak akan suka, padahal saya suka mencoba semua jenis makanan. Tapi, ada makanan yang tidak mau saya coba lagi, namanya kasuami. Itu makanan nelayan di Buton. Terbuat dari ubi yang dipadatkan, bisa tahan hingga sepuluh hari. Makannya dicampur dengan ikan. Lidah saya kurang cocok, karena rasanya hambar sekali.