Makan Bersama

Kopi Adalah Seni

kopi-adalah-seni

Kisah tentang reruntuhan kapal bernama Batavia di tanah kelahirannya membawa Aidan Broderick datang ke Jakarta. Kecintaannya terhadap kopi membuatnya tergerak mempopulerkan kopi Indonesia.

Karier Aidan Broderick di dunia kopi sudah dimulai jauh sebelum minuman ini dianggap bagian dari gaya hidup. Sejak berusia 16 tahun, pria asal Australia ini telah jatuh cinta pada kopi. Hasil racikannya sering mendapat penghargaan pada The Golden Bean Awards di Australia. Pada 2011, kopi racikan Aidan menduduki peringkat ke-3 dari total 200 racikan yang masuk dalam The Golden Bean Awards. Bagi roaster dari Tanamera Coffee Shop ini, kopi bagaikan cinta, agama, dan karya seni. Simak perbincangan Rasamasa dengan Aidan tentang seluk beluk menjadi roaster dan kesehariannya meracik kopi di Tanamera.

Bagaimana ceritanya bisa ‘terdampar’ di Indonesia?

Ceritanya sangat panjang. Sejak kecil, saya selalu ingin ke Indonesia. Dulu, di tempat kelahiran saya, Perth, ada reruntuhan kapal bernama Batavia. Konon kisahnya, ketika kapal itu terdampar di Australia, para penumpangnya menjadi gila dan saling membunuh. Di dalam kapal memang ada harta karun yang banyak. Ketika membaca tentang Batavia dan Jakarta, lalu menghubungkan keduanya, saya berpikir, Jakarta pasti tempat yang menarik. Jakarta juga kurang-lebih punya atmosfer yang sama dengan Perth.

Lalu, bagaimana bisa mengawali karier di industri kopi?

Saya sudah sekitar 7 tahun ini menjadi roaster. Sebelumnya, saya jadi pembuat kopi selama 10 tahun. Saya mulai berkarier di dunia kopi pada usia 16 tahun, pada tahun 1997, ketika itu pembuat kopi di tempat saya bekerja tidak masuk karena sakit. Atasan saya berkata, “Kamu gantikan dia dulu hari ini. Tinggal taruh kopi segini dan taruh gula segitu.” Sejak itu, saya tertarik dengan kopi dan berkata pada diri sendiri, bahwa saya harus bisa membuat kopi yang enak. Namun, waktu itu menjadi pembuat kopi adalah profesi yang masih dianggap aneh, tidak bisa dibanggakan untuk jangka panjang. Bahkan, jadi pekerja bangunan dianggap lebih punya masa depan. Saya ingat, ketika dulu ditanya apa pekerjaan saya dan saya bilang pembuat kopi, orang-orang akan mengernyitkan dahi dan bilang, “apa itu?”. Tapi, sekarang profesi ini sudah punya tempat di masyarakat dan dianggap pekerjaan yang keren.

Seperti apa, sih, kopi pertama yang kamu sajikan?

Menurut saya tidak enak. Selama bertahun-tahun, kopi buatan saya tidak enak. Ketika saya memulai, belum ada pakem-pakem dalam membuat kopi. Banyak saran dan opini untuk membuat kopi enak, tapi akhirnya semua tergantung Anda. Saya pernah menemukan situs yang memuat dasar-dasar pembuatan kopi.

Tapi, lagi-lagi, membuat kopi itu bukanlah suatu ilmu yang pasti. Ada banyak elemen yang terlibat. Ini seperti suatu karya seni yang punya banyak wilayah abu-abu.

Kriteria roaster yang baik itu seperti apa?

Tidak terlalu kompleks sebenarnya. Yang terpenting, punya tangan yang kuat, apalagi jika bekerja di tempat yang punya banyak pelanggan. Sebelum jadi roaster, sebaiknya jadi barista terlebih dulu. Selain itu, harus selalu berlatih karena biasanya akan selalu ada yang salah dan itu harus diperbaiki. Kalau kopi yang dihasilkan punya aroma dan rasa yang enak, berarti Anda adalah roaster yang baik. Konsistensi juga diperlukan, karena roaster yang baik tidak membuat kopi yang pada hari-hari tertentu enak tapi di hari lainnya tidak enak.

Apa makanan yang tepat untuk teman minum kopi?

Saya sendiri sangat suka minum kopi dengan cokelat. Biasanya kopi akan lebih nikmat jika ditemani kue-kue kecil.

Misi apa yang dibawa oleh Tanamera dalam dunia kopi?

Kami berusaha mempromosikan kopi-kopi Indonesia. Kopi Indonesia terkenal akan rasanya, umumnya memiliki full body dan tingkat keasaman yang relatif rendah. Sayangnya, kopi Indonesia jarang diekspos di dalam negeri. Indonesia termasuk produsen kopi keempat terbesar di dunia, dengan jumlah ekspor tahun lalu sebesar 300.000 ton, dan 75.000 ton di antaranya adalah kopi arabika. Sembilan puluh persen kopi tersebut ditanam oleh petani kecil di atas tanah seluas kurang dari satu hektar. Petani di Indonesia juga terkadang hanya dibayar seadanya. Tanamera berusaha meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memopulerkan kopi Indonesia.

Jenis kopi apa yang Anda rekomendasikan di Tanamera?

Kopi Aceh Gayo, karena rasanya natural. Kopi jenis ini juga agak tricky saat diolah.

 

Tanamera Coffee

Thamrin City Office Park, Jalan Kebun Kacang Raya Blok AA07, Jakarta 10230

Telp. +62 21 2962 5599 /+62 21 2962 5678