Masak Di Rantau

Lontong Made In USA

lontong-made-in-usa

Di negeri orang, kita tidak bisa merasakan gegap gempitanya persiapan berbuka puasa dan hebohnya berbelanja keperluan lebaran. Malahan nelangsa karena tak bisa bikin ketupat dari daun kelapa untuk Hari Raya.

Idealnya, ketupat adalah teman yang pas untuk opor ayam sebagai hidangan Lebaran. Sayangnya, tidak setiap negara di seluruh dunia menjual daun kelapa atau selongsong ketupat. Mau tidak mau, saya hanya bisa berpuas diri membuat ketupat nasi plastik alias lontong.

Tantangan terberat adalah menemukan kantong plastik yang tepat untuk merebus beras selama kurang lebih 3 jam.

Demi lontong, saya melakukan survei ke supermarket di sekitar apartemen tempat tinggal di Washington, D.C. Berbekal ingatan akan bentuk kantong plastik untuk lontong ala Indonesia, saya pun menemukan beberapa pilihan kantong yang biasanya digunakan untuk menyimpan makanan di Amerika. Dari beberapa jenis, pilihan jatuh pada sandwich bag atau plastik yang biasa dipakai untuk membungkus sandwich.

Saat membuat, saya mengikuti langkah-langkah yang diberikan oleh kebanyakan tutorial membuat lontong, yang didapat dari blog resep masakan Indonesia. Lubangi permukaan plastik dengan menggunakan garpu atau tusuk satai secara merata. Cuci beras hingga bersih, tiriskan airnya, lalu masukkan ke kantong plastik. Banyaknya beras biasanya 1/3 dari ukuran kantong plastik, tapi bisa ditambah sedikit kalau ingin hasil lontong yang lebih padat. Kemudian, isi penuh panci dengan air, masukkan plastik berisi beras hingga tenggelam. Rebus selama kurang lebih 3 jam.

Hasilnya? Gagal!

Kantong plastik ternyata pecah karena tak tahan panas setelah direbus beberapa jam.

Saya pun kembali ke supermarket. Misi kali ini: mencari plastik tahan panas. Ada beberapa pilihan. Oven bag atau plastik besar untuk memanggang ayam kalkun di oven, slow cooker liner atau plastik sebesar panci untuk memasak di slow cooker, dan microwave cooking bag atau plastik kecil untuk mengukus serta memasak makanan di microwave. Saya jatuh cinta pada yang terakhir, karena ukurannya yang mungil!

Setelah merapal doa, saya mengulangi ritual membuat lontong. Cuci dan tiriskan beras, lubangi plastik dan masukkan beras ke dalamnya, lalu rebus kurang lebih 3 jam. Karena masak dengan kompor listrik lebih cepat daripada kompor gas, plastik berisi beras berubah menjadi lontong kurang dari 3 jam.

Dan, plastiknya tidak pecah. Sempurna!

Senangnya! Dengan bangga, saya mengirim foto lontong itu pada Ibu di tanah air, disertai pesan begini: “Lontong made in plastik Amerika Serikat. Siap buka kedai lontong sayur di negeri Paman Sam!”