One thing you should have

Bisa saya pastikan, banyak orang yang terinspirasi oleh acara memasak Sisca Soewitomo (Ibu Sisca) di televisi, sejak tahun '90-an. Maka kesempatan untuk berbicara dengan beliau secara langsung dalam rangka acara Ubud Food Festival 2016, adalah hal yang sangat menyenangkan bagi saya. Karena tahu pasti banyak penggemar lainnya, maka saya membagi kesempatan bertanya pada Ibu Sisca ke teman-teman Rasamasa di Facebook dan Instagram.
Banyak sekali pertanyaan menarik yang masuk namun karena keterbatasan waktu wawancara, saya terpaksa menyortir pertanyaannya. Berikut adalah yang telah saya sampaikan dan dijawab langsung oleh Ibu Sisca:
Pujeh Tin, Facebook:
Dulu Ibu Sisca belajar masak dari mana?
Kalau ditanya kapan saya mulai masak dan kenapa senang masak, itu sejak saya kecil. Masa kecil saya di Surabaya. Pada saat itu, belum ada toko kue maupun mal sehingga semua kue maupun makanan diproduksi dari rumah. Nenek dan ibu saya yang membuat. Dari saya melihat mereka, saya membantu, kemudian saya senang.
Satu hal yang tidak pernah saya lupa. Setiap bulan Ramadhan, eyang saya selalu membuat kue kering sendiri. Kue keju atau kita kenal juga dengan kaastengel, yang segedhe driji-driji (jari) itu, cara membuatnya mudah sekali. Hanya perlu dicampur-campur saja, kemudian dibentuk. Hal yang menarik adalah cara memanggangnya. Waktu itu, belum ada oven seperti sekarang. Pakai oven yang bahannya kayak seng gitu, menurut saya sih kayak seng. Kemudian apinya dari arang, sebagian ditaruh di bawah, sebagian di atas. Kemudian, cara memoles kaastengelnya juga unik, bukan menggunakan kuas, tapi menggunakan bulu ayam.
Eyang saya selalu mengatakan, "Ayo, wees netjes". Maksudnya harus rapi, dalam bahasa Belanda.
Itu sangat sulit. Saat itu, mungkin umur saya sekitar 5 – 6 tahun, masih kecil sekali.
Novie Wardhani @noviewardhani, Instagram:
Pernah nggak, ibu merasa malas memasak?
Nggak pernah. Memasak bukan sesuatu yang memberatkan saya. Saya capek pun, harus uji coba resep, bukan menjadi beban. Malah jadi hiburan banget. Saya tidak terbebani oleh pekerjaan itu.
Permata Suci, Facebook:
Waaa… saya nge-fans sekali dengan Ibu Sisca!
Apa tips agar masakan kita disukai oleh orang lain?
Masaklah dengan cinta. Cinta pada siapa pun dia. Cinta itu 'kan sesuatu yang kita agungkan. Kita kalau masak 'kan berusaha untuk seenak mungkin. Regarding siapa? Regarding semua orang kira-kira enak, nggak? Tidak usah yang Muluk-muluk , masak aja misalkan tumisan. Kalau kamu lagi bete, if you have no feeling, don’t do it. Nanti masak tumisan saja bisa kebanyakan kecap atau keasinan. Sekarang ini serba mudah, semuanya ada. One thing you should have, adalah niat benar-benar untuk membuatnya.
Sepa Kusidha Wati, Facebook:
Adakah masakan favorit yang sering dimasak bersama anggota keluarga yang lain, jika ada masakan apa dan kenapa?
Masakan yang sering dimasak di rumah, mudah sekali. Misalnya Sop Buntut. Daging buntut di-presto. Pada saat di-presto saya beri jahe sedikit dan daun jeruk purut. Masak dalam presto selama 45 menit. Matikan api, tetapi jangan langsung dibuka. At least, 2 hours, jangan dibuka dulu karena proses masak masih berlangsung. Tunggu sampai zero degree celcius. Kemudian mulai beri bumbu, garam, merica, bawang merah yang ditumis dengan margarin. Kalau suka bawang putih, ya juga pakai. Beri pala dan masukkan sayuran. Bisa pakai wortel dan kentang. Sudah, itu saja.
Erin Triana, @erintriana, Instagram:
Adakah proses memasak suatu masakan yang ibu tidak suka? Kalau ada, masakan apa dan kenapa, bu?
Semua sekarang serba mudah. It depends on your mood. Mau nggak kamu memasaknya? Misalnya saya mau masak rendang. Okay, you know that rendang takes a lot of time, 3 hours to cook. Saya akan bertanggung jawab di situ selama 3 jam. If I don’t have time to make it, ya sudah jangan lakukan. Make it easy. Saya selalu membuat prioritas supaya saya nyaman mengerjakannya.
@omajeni, Instagram:
Apa resep awet muda Ibu Sisca?
Selalu berpikiran positif saja. If a thing has to be done, it has to be done. Jangan pernah menunda. Yo itu paringane Gusti Alloh, Subhanalloh. Nggak ada pantang makanan, bagaimana saya mau berpantang? Saya ini cuma berpantang manis, karena turunane gulo (keturunan diabetes). Setiap subuh, saya selalu meminta kepada Allah, anugerahkan saya hati yang tidak grusah-grusuh (terburu-buru), hati yang selalu senang, tunjukkan saya jalan yang Kau ridai, semoga yang saya kerjakan ini bermanfaat untuk orang banyak. Nanti di malam hari ya saya bilang matur nuwun Gusti Allah untuk hari yang menyenangkan.
Oh iya, Ibu Sisca menitipkan dua buku resep karyanya yang tentunya sudah beliau tanda tangani, untuk dikirimkan kepada dua teman Rasamasa yang beruntung: satu teman dari Facebook dan satu lagi dari Instagram. Siapakah yang beruntung? Tunggu pengumumannya di akun media sosial Rasamasa ya!
Ibu Sisca mengisi beberapa sesi di Ubud Food Festival (UFF) 2016, yang berlangsung selama 27-29 Mei 2016. Bagi yang hadir di acara ini, jadwal bisa dilihat di buku program dari penyelenggara atau di sini.
Selain Ibu Sisca, ada banyak pemasak lainnya yang bisa disimak. Untuk liputan acara, ikuti Facebook, Instagram, dan Twitter Rasamasa, atau Facebook, Instagram, dan Twitter UFF 2016.
UFF 2016 adalah acara tahunan yang baru memasuki usia dua tahun. Bagi yang belum bisa hadir di tahun ini, masih ada tahun depan!