Cerita Resep

Pastel Tutup

pastel-tutup

Sajian istimewa ini sering hadir sebagai salah satu hidangan Natal keluarga Anastasia Endangwati. Lengkap dengan saus sambal atau saus tomat yang memberi kesan Indonesia.“ Walaupun berlatar belakang Tionghoa dan senang akan yang ‘kelondo-londoan’, masakan sehari-hari keluarga kami tetap lebih didominasi rasa Indonesia, khususnya Jawa,“ tutur Dhianita Soendoro.

“Orang tua saya besar di Jawa Tengah, soalnya Ayah dari Purwokerto, sementara Ibu dari Jawa Timur, tepatnya dari Malang. Jadi, masakan favorit keluarga kami berkisar pada rawon, tempe mendoan, soto, garang asem, opor ayam, pecel, sayur lodeh dan semacamnya. Sambal terasi pun hampir tidak pernah absen dari meja makan. Nah kalau soal pastel tutup ada cerita tersendiri memang,” lanjut Dhian.

Memangnya, mulai kapan pastel tutup hadir dalam menu keluarga?

Seingat saya pastel tutup pertama kali dibuat ibu ketika saya berusia sekitar 4-5 tahun.

Resepnya dari mana?

Awalnya, Ibu mencicipi pastel tutup buatan kakak sepupunya. Ibu suka sekali dengan perpaduan tekstur kentangnya yang lembut dengan isiannya yang gurih. Maka ‘berguru’lah beliau pada tante saya itu, kemudian resep ditulis dalam buku catatan resep miliknya.

Apakah pastel ini selalu disajikan di rumah?

Bagi ibu saya yang (saat itu) wanita kantoran,membuat pastel tutup termasuk kegiatan penuh dedikasi karena memang perlu banyak persiapan dengan waktu pembuatan cukup lama. Jadi, dapat dipastikan kehadirannya saat akhir pekan, libur panjang dan hari-hari spesial, seperti Natal atau acara keluarga besar.

Apa bedanya pastel tutup ini dengan pastel tutup lain?

Bedanya ada di rasa pala yang cukup tajam. Selain itu, Ibu selalu memikirkan presentasi pastelnya dengan sungguh-sungguh. Misalnya saja: potongan setiap elemen bahan, masing-masing harus dibedakan ukuran dan bentuknya (ada yang seperempat lingkaran, kotak dadu, memanjang) Alasan beliau, supaya tampilannya tidak monoton. Lalu, lapisan kentangnya pun harus dipoles sedemikian rupa agar terlihat rapih..dan tidak lupa, diberi guratan apik untuk tekstur di atasnya.

Kapan terakhir menyantapnya?

Ketika diminta untuk foto resep untuk Natal di Rasamasa, bulan desember tahun lalu. Pagi-pagi sekali, saya ke rumah Ibu dan langsung membantunya memasak dari awal. Kami berdua membuat pastel untuk 11/2 loyang. Setengah loyang ditinggal di rumah untuk orang tua. Satu loyang lagi, dibawa ke dapur Rasamasa untuk difoto. Selesai sesi pemotretan di sore hari, saya dan semua tim Rasamasa yang hadir saat itu makan pastel tutup bareng deh.

Buat Dhian, apa sih arti pastel tutup di keluarga?

Pastel tutup ini memang hanya sesekali dihidangkan di momen-momen spesial. Karena inilah, saya dan adik saya selalu merasa pastel tutup Ibu merupakan “makanan hari bahagia”.Cita rasanya seakan-akan memberi perasaan senang seperti saat sedang liburan atau sedang dalam suasana Natal. Sekarang, ketika sudah pisah rumah dari orang tua, kadang-kadang kami special request ke Ibu untuk dibuatkan pastel tutup, sekedar untuk merasakan nostalgia masa kecil. Rupanya, makanan pun bisa berfungsi sebagai mesin waktu!