Piknik Menyambut Musim Panas Di Praha

Sepuluh bulan di Praha memberi saya banyak pengalaman. Tak hanya soal pendidikan, melainkan juga dalam beradaptasi dengan kultur yang begitu berbeda.
Kalau ada teman bertanya, “Kangen rumah enggak, sih?”, jawaban saya, ya, kangen... pakai banget!
Apalagi ketika sedang tidak sibuk kuliah. Saat-saat seperti ini, yang paling saya harapkan adalah acara yang diadakan oleh KBRI. Selain bisa kumpul-kumpul bersama sesama orang Indonesia, yang pasti ada juga makanan khas dari Indonesia. Ini dia yang paling saya nantikan!
Acara kumpul-kumpul bersama masyarakat Indonesia di Praha pada 20 Juni lalu diadakan dalam bentuk piknik. Acara piknik ini untuk menyambut datangnya musim panas sekaligus merayakan hari jadi salah satu om/eyang kesayangan kami, Sudjono. Acara ini sekaligus silaturahmi sebelum datangnya bulan suci ramadhan.
Bertempat di kebun milik Cak Ali, pengusaha tanaman hias asal Indonesia, saya dan sebagian masyarakat Indonesia yang hadir menikmati udara segar Praha. Saya, yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kebun milik Cak Ali ini, takjub akan suasana kebun yang sangat tenang dan asri. Hanya berjarak sekitar 20 menit dari centrum kota Praha, tempat ini cocok untuk melepas penat setelah melewati berbagai kesibukan.
Cuaca yang sedang kurang baik, sedikit mendung dan berangin, membuat kami datang dengan jaket berlapis agar tidak kedinginan. Untungnya, selama acara hujan tidak turun setetes pun.
Api unggun pun jadi spot favorit selama piknik, baik untuk menghangatkan badan maupun untuk membuat hidangan BBQ.
Masing-masing dari kami hadir membawa makanan untuk dinikmati bersama, mulai dari snack, makanan berat, dan berbagai macam kue. Ada juga yang membawa bahan makanan setengah matang untuk BBQ di api unggun, seperti ayam, susis, dan paprika, terutama para mahasiswa yang tidak pandai memasak.
Yang jadi idola adalah nasi kuning buatan Ibu Tasmuri, lengkap dengan telur dadar dan sayurannya. Makanan ini langsung diserbu ketika kami dipersilahkan untuk makan. Ibu Tasmuri ini memang salah satu jagoan memasak makanan khas Indonesia di Praha, yang sering juga memasak untuk acara-acara di KBRI. Jadi, rasa masakannya sudah tak perlu diragukan!
Makanan Indonesia lainnya seperti tumis tempe dan ikan asin, bahkan keripik singkong yang dikirim langsung dari Indonesia, membuat kami dapat melepas rindu terhadap tanah air.
Bagi saya yang sudah lama sekali tidak makan makanan Indonesia, ini bagaikan surga.
Tidak berhenti sepertinya mulut ini mengunyah makanan, lupa dengan segala diet dan musim panas. Maklum saja, di Praha lumayan sulit untuk mencari restoran khusus menyediakan masakan Indonesia. Bukannya tidak ada, tetapi rasa-nya sudah terlalu disesuaikan dengan lidah orang Eropa, khususnya orang Ceko. Jadi, menurut saya rasanya jadi kurang bikin gereget.
Diiringi lagu-lagu populer Indonesia, kami makan dan berbincang, saling memberi kabar terbaru tentang kehidupan kami di Praha, serta merencanakan kegiatan-kegiatan berikutnya. Yang tidak boleh dilupakan adalah tiup lilin untuk eyang kami yang berulang tahun. Saat-saat seperti ini dapat sedikit mengobati rasa kangen rumah dan melepas rasa sepi. Sebab, di sini saya punya keluarga-keluarga satu bahasa, satu budaya, satu Indonesia.