Pilpres Di Bulan Ramadhan
Saya betul-betul berdoa dalam hati supaya Pilpres yang bertepatan dengan bulan Ramadhan ini berjalan dengan baik. Mampu mengambil keputusan bijak saat memilih.
Sekarang, setiap duduk di Kopaja AC jurusan Lebak Bulus - P. Senen, saya punya kebiasaan baru. Kembali membaca timeline facebook! Jika setahun lalu saya 'anak twitter banget' maka menjelang Ramadhan dan Pemilu (Pilpres) 9 Juli 2014 ini saya menjadi anak facebooklagi. Bukan, saya bukan anak facebook yang sering bikin status itu. Saya adalah silent user. Apakah sudah ada teori komunikasi media social yang menjelaskan perilaku user seperti saya? Entahlah, saya belum pernah baca. Tapi yang pasti, timeline facebook sedang 'panas panasnya' menyambut Pilpres (Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden). Bagaimana tidak?
Menurut saya ini adalah pemilihan presiden paling seru sepanjang sejarah politik di Indonesia (yaiyalah mantan presiden kita kan baru akan 6 jumlahnya).
Jadi ini seru sekali buat saya. Saya jadi tambah ilmu, tambah pemahaman. Sering kali setelah membaca status atau tulisan panjang seorang teman saya berkata dalam hati, "Oh.. begitu". Diskusi di sepanjang perjalanan pulang bersama suami saya pun semakin seru karena saya terus bertanya ini dan itu, menanyakan pendapatnya tentang yang saya baca di timeline facebook tadi pagi. Kadang siang-siang saya sudah bertanya pada suami tentang satu topik. Jika apa yang dia tau belum dirasa cukup baginya, ada kesempatan untuk googling bahkan download video berkaitan di Youtube, niat sekali dia.
Pilpres kali ini jatuh di bulan Ramadhan, bulan yang penuh dengan keistimewaan.
Bulan yang mengajarkan kita untuk menahan hawa nafsu. Termasuk soal puasa kampanye hitam dan bicara negatif soal orang lain. Tidak suudzon, berburuk sangka pada sesama manusia.
Saya betul-betul berdoa dalam hati supaya Pilpres kali ini berjalan dengan baik, serta seluruh masyarakat di Indonesia termasuk saya, mampu mengambil keputusan bijak saat memilih.
Kenapa kali ini saya begitu niat, tidak apatis politik seperti dulu? Karena mulai tahun ini saya akan merasakan langsung efek dari kebijakan yang dilakukan pemerintah 5 tahun ke depan dan seterusnya.
Jadi saya harus bisa menentukan pilihan yang paling benar berdasarkan hati nurani saya. Saya pikir banyak diantara teman-teman yang sependapat, bukan begitu?