Resep Kreasi Sendiri

Lilis Muryanti lahir dan dikelilingi oleh orang-orang yang hobi masak. Maka tak heran jika akhirnya ia memutuskan untuk mendalami dunia kuliner lebih dalam. Namun, Lilis ternyata tidak terlalu suka makan.
Sejak kapan mulai suka memasak?
Sudah sejak kecil, kebetulan saya dikelilingi oleh orang-orang yang pintar memasak. Ibu saya sangat pintar membuat kue dan pintar merias. Sementara, mertua saya sangat mahir membuat hidangan apapun, mereka berdua juga jago berdagang. Saya sendiri bersekolah di sekolah yang memang focus dimakanan. Jadi, memasak memang sudah mendarah daging buat saya. Namun, saya bukan tipe yang suka makan, hanya makan sejumlah 2 kue sudah rasa kenyang.
Resep kastengel ini sejak kapan mulai dibuat? Resep keluarga atau belajar dari buku resep?
Resep ini hasil kreasi sendiri, bukan dari buku resep atau keluarga. Dulu ketika saya bersekolah disekolah memasak, di sekolah saya suka iseng-iseng membuat makanan bersama teman-teman, termasuk kastengel ini. Alhamdullilah, setiap saya membuat suatu masakan selalu berhasil dan tidak pernah gagal, meskipun baru pertama kali membuatnya.
Bagaimana bisa membuatnya tanpa melihat resep? Apalagi, memasak kue bisa dibilang lebih susah dibanding hidangan lauk pauk, misalnya.
Dalam memasak intuisi itu penting. Dalam membuat kue itu ada pakem-pakem tertentu, berbeda dengan masakan sehari-hari. Kalau masakan sehari-hari, biasanya gagal karena kemanisan atau keasinan. Dan, bumbu dalam masakan itu tergantung si penyicip. Pernah saya memasak lalu terasa kurang garam, saya tambahin garam, masih terasa kurang asin, ditambah lagi garamnya, malah jadi sangat asin. Sementara untuk kue sudah ada takaran-takaran tertentu. Adonan kastengel sebenarnya mirip dengan adonan nastar. Hanya saja, nastar itu manis sementara kastengel gurih dan asin.
Apa yang membedakan dengan kastengel yang lain?
Kastengel saya memakai campuran margarine dan butter. Hasil yang didapat jadi lebih halus. Kalau dimakan juga lebih renyah. Kastengel ini juga saya jual, banyak pembeli yang bilang kastengel yang saya buat rasanya beda dengan orang lain. Bukannya sombong, tapi mereka bilang, punya saya lebih enak. Namun,semenjak suami saya meninggal, sepertinya membuat kastengel harus berhenti dulu. Saya harus fokus diusaha mi yang dirintis bapak. Memang sih banyak pelanggan yang menanyakan kastengel ini. Anak-anak juga sebenarnya sudah bilang, “bu bikin kastengel dong.”
Apakah dalam membuatnya ada yang membantu?
Selama ini saya hanya dibantu oleh anak saya yang pertama dan kedua. Dua anak saya itu memang hobi bikin kue. Sejauh ini,selain dua anak saya, hanya keponakan saya yang telah saya ajari membuat kastengel ini. Meskipun ada resep atau panduan tertentu, tiap tangan itu akan menciptakan rasa yang berbeda. Semakin banyak tangan akan menimbulkan banyak rasa. Dulu, keponakan saya juga sering salah dalam membuat resep ini. Saya katakan padanya, “jangan pernah mengurangi atau menambah bahan yang ada pada resep saya. ”Terkadang memang ada orang yang irit sehingga takaran dikurangi. Memasak itu tidak boleh pelit, harus mau menggunakan bahan berkualitas terbaik.