Dari Redaksi

Sersan Kupas Ikan

sersan-kupas-ikan
Ada ritual setiap Rabu pagi di Rasamasa. Sudah berlangsung 2 tahunan ini. Selalu saja kami di Rasamasa memulai kerja dengan bincang-bincang dan input ide di meja makan kantor...

Kini, kebiasaan itu pindah ke hari Selasa! Setiap Selasa itu, kami bisa bicara macam-macam tentang makanan Indonesia tanpa perlu menutupi emosi yang dirasakan. Kadang tawa pecah membahana, kadang nada prihatin terungkap, tak pantang juga kritikan, dan penyesalan naik ke permukaan. Semua bebas utarakan pandangannya tentang makanan Indonesia.

Pernah pada hari Rabu pagi Desember lalu, kami bincang seru soal ikan. Tak pelak kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi, Ibu Susi Pudjiastuti yang punya tato berbentuk burung phoenix di pergelangan kaki itu, menjadi pemicu diskusi soal ikan kian sersan. Sersan adalah istilah dari Sersan Prambors, sebuah kelompok bebodoran Radio Prambors, Jakarta, pada dekade 1980-an. Istilah yang di tahun 80-an sering menjadi buzz word atau bahasa gaul banyak kalangan saat itu, yang artinya: serius tapi santai.

Ditengah-tengah diskusi yang makin sersan itu, saya bertanya pada Bintang, rekan yang punya tanggung jawab atas event-event Rasamasa, “kamu pernah makan ikan ihan?”

“Pernah mbak, enak banget!” Ucap Bintang.

Saya dan Bintang memang sama-sama dari Tapanuli tapi kami beda generasi. Tentu, Bintang lebih muda dari saya, tapi kok ihan seingat saya belum pernah mampir di indra pencecap saya, ya?! Seketika itu juga, saya berusaha ubeg-ubeg memori di otak ini, namun ikthiar ini seperti usaha menjaring angin, sia-sia. Tak ada memori secuil pun soal ikan ihan diingatan. Penasaran belum lagi reda, saya lanjut tanya ke Bintang, “kalau ikan haruting, sudah pernah makan dong?” Balik Bintang menjawab dengan menggelengkan kepala, yang artinya, belum pernah. Alamak! Jangan-jangan kedua jenis ikan ini sudah lenyap dari permukaan bumi? Dina dan Nurmalita, dua rekan lain di Rasamasa yang juga hadir di meja makan saat itu, malah sibuk-sibuk googling, untuk akhirnya kedua bibir mereka menyerukan “O!” serempak. Mereka pun dengan cekatan menunjukkan image ke dua jenis ikan itu dilayar note book.

Wah, haruting itu mirip lele ya, tapi kepalanya lebih besar,” jelas Lita, panggilan akrab Nurmalita. “Kalau ikan ihan justru lebih mirip ikan mas dan sedikit ke arwana, sisiknya warna perak keabuan dan tubuhnya ramping memanjang,” jelas Dina saat menemukan image ikan ihan.

Satu tahun lalu, juga di Jakarta, saya ingat satu peristiwa lain tentang ikan. Kejadiannya tanggal 24 Januari 2014. Kala itu Presiden Republik Indonesia, mengeluarkan Keppres no 3 tahun 2014 tentang Hari Ikan Nasional tanggal 21 November dan bukan merupakan hari libur. Tanggalnya sama dengan World Fisheries Day, Hari Perikanan Dunia. Senang namun miris. Bagaimana tidak, bukankah Sang Pencipta menciptakan Indonesia sebagai negara kepulauan dan 2/3 wilayahnya merupakan lautan dimana ada ribuan bahkan jutaan jenis ikan? Semoga saja di kabinet kerja, kerja, dan kerja ini tingkat konsumsi ikan per kapita masyarakat Indonesia yang tertinggal hampir dari semua negara di ASEAN mengalami peningkatan.

Konsumsi ikan Indonesia memang masih rendah. Tahun 2012 tercatat tingkat konsumsi ikan Indonesia sebesar 34,76 kg per kapita dan pada tahun 2013 ditargetkan meningkat menjadi 35,14 kg per kapita. Padahal Ikan-ikan itu bersifat universal loh, dapat diterima semua agama dan semua golongan (tidak memerlukan ritual khusus terkait penyembelihan) serta dapat dikonsumsi oleh semua kelompok umur.

Waktu kami bincang-bincang topik di atas memang belum musim hujan. Sekarang, hujan justru ‘rajin’ turun karena itu saya pun kesulitan mendapatkan ikan gabus segar. Tanya kepada tukang ikan langganan, katanya, nanti di bulan Februari setelah hujan tak turun. Ikan gabus segar lebih mudah didapat bukan di musim hujan. Rupanya, gabus takut hujan atau justru sedang memijah? By the way (btw), sebelum jumpa ikan gabus Februari nanti, Januari ini saya akan ke dusun miskin di tepi danau toba loh, tak jumpa gabus semoga saja ketemu ihan dan haruting!

Jalesveva Jayamahe, di lautan kita jaya! Amin…