Gemah Ripah Loh Jinawi

Sewaktu diskusi soal apa yang akan kami rayakan di Hari Tani, muncul semboyan lama dari Sitta Manurung, Redaksi Pelaksana Rasamasa.
"Gemah ripah loh jinawi, " kata Sitta.
Terus terang, ini pertama kalinya saya dengar semboyan di atas. Seperti biasa, langsung saya cari artinya melalui google, ternyata artinya "Tenteram dan makmur serta sangat subur tanahnya". Positif sekali!
Pertanyaan berikutnya yang muncul di kepala saya adalah: sekarang lagi musim apa ya? Idealnya, kita masak sesuai dengan apa yang sedang melimpah di pasar untuk mengejar harga dan kualitas bahan dan bumbu terbaik. Besoknya saya ke pasar untuk cari tahu ini.
Sewaktu saya tanyakan ke ibu di kios sayur langganan saya di Pasar Tebet Barat, kelihatannya ia bingung. Tapi ia langsung menawarkan istilahnya sendiri, "Maksudnya yang lagi murah?" Ternyata pertanyaan ‘apa yang melimpah’ lebih tepat ditanyakan sebagai ‘apa yang lagi murah’ saat ini. Keberadaan bahan dan bumbu menentukan harga. Ialah, benar juga. "Kol sekarang lagi murah, " katanya. Tapi secara umum bahan-bahan semua ada dan harga-harga bumbu dan sayuran sudah mulai surut baginya.
Saya pindah ke swalayan di dekat pasar, dan menanyakan hal yang sama. Salah satu pengelola tokonya mengatakan pada dasarnya sulit untuk bisa tahu apa yang sedang melimpah karena hampir semua sayuran ada di lemari pendinginnya. Baginya bahan pangan yang hilang dari pasaran lebih mudah terdeteksi daripada apa yang sedang melimpah. Tapi ia pun setuju kalau harga-harga pangan sudah mulai surut.
Mudah-mudahan keadaan akan terus seperti ini agar semangat “gemah ripah loh jinawi” bisa terus hidup.
Selamat hari tani, tiada masak tanpa petani di sekeliling kita.
RESEP KITA: RUJAK PENGANTIN PAK SABIL
Sabil Al Rasjid, seorang chef berpengalaman, mengirimkan resep keluarganya, rujak pengantin yang berisi kentang, ketimun, daun selada dan telur ayam. Sambalnya menggunakan kacang tanah, kacang mete dan cabai merah. Walaupun nama rujak pengantin terkesan spesial, resep ini bisa dimasak sepanjang tahun karena semua bahannya tak kenal musim.
RESEP HARI INI
Menjelang Hari Tani, pada 24 September, kami pilihkan resep nasi kuning karena sebagai tumpeng nasi ini sangat lekat dengan perayaan musim panen dan tandur (tanam mundur). Selain itu juga kami tampilkan resep lauk pauk yang biasanya muncul menemani nasi kuning yaitu ayam goreng kalasan, telur balado, dan urap. Kenapa? Karena lauk pauk ini seharusnya berasal dari alam sekitar dari daerah yang dirayakan. Lihat RESEP HARI INI minggu ini.
MAKAN BERSAMA JANA PARENGKUAN
Di sini Jana Parengkuan bercerita ke Sitta saat ia belajar memahami bagaimana pisang bisa ketemu sambal di dalam masakan keluarga suaminya, Erwien Parengkuan, dari Manado. Jana adalah pemilih toko kue, The Baked Goods. Baca cerita Jana di MAKAN BERSAMA minggu ini.
MAKAN DI MANA: 3 SANTAPAN NIKMAT DARI JAKARTA TIMUR
Di kawasan Jakarta Timur, ada tiga titik yang perlu dikunjungi untuk makan enak. Semuanya menawarkan menu dari warung nasi lengkap dengan sayurannya, dan menu sangat populer yaitu pecel lele, ikan budidaya air tawar. Tempat terakhir adalah rumah makan bermenu ikan kuwe bakar lengkap dengan sambal dabunya. Lain dari lele, ikan kuwe hidup di laut terutama di kawasan tropis. Lihat lengkapnya di halaman MAKAN DI MANA.
DAPUR JO @RASAMASA: SOP KACANG MERAH
Masih berlanjut dengan masakan Manado, Joanna Lasmono, yang ibunya memang orang Manado, kali ini memasak buntut sapi bersama kacang merah. Kacang merah pun juga tak kenal musim, jadi bisa dimasak sepanjang tahun sesuai selera.
Selamat masak dan menikmati hasilnya!