Going Bananas Over Banana Stories
Dari buah favorit Pak Ahok sampai makan goreng pisang di pasar tradisional hingga menikmati sunset..
Siapa yang tak kenal Ahok, namapanggilan Gubernur DKI Jakarta saat ini. Nama Ahok lebih akrab di telinga dan dekat di hati dibandingkan nama asli beliau, Basuki Tjahaya Purnama.
Kemana pun Ahok pergi, pisang, sepertinya selalu mengikuti beliau. Hadir di meja makan keluarga, meja kerja kantor hingga mobil yang dinaiki beliau untuk beraktifitas. Menurut Veronica Tan, istri Gubernur DKI ini kepada Kompas.com, suaminya gemar makan pisang 40 hari, pisang khas Bangka yang bentuknya mirip pisang Lampung, kecil-kecil.
Selain itu, menurut sebuah catatan media, Okezone, Gubernur DKI Jakarta ini juga paling suka makan pisang rebus. Pisang rebus sering jadi pilihan makanan penutup kegemarannya.Pisang rebusnya polos, tanpa gula atau madu.
Kalau sayasih, beda lagi. Lebih suka pisang goreng selain pasar tradisional. Kemanapun saya berwisata, bisa dipastikan makan pisang goreng dan bertandang ke pasar tradisional masuk dalam agenda perjalanan saya.Namun, seingat saya, belum pernah saya menemukan keduanya bisa selaras dalam kenikmatan saya. Seringkali salah satu saja. Ada kalanya pasar tradisonalnya yang menarik, pisang gorengnya justru kebalikannya. Atau sebaliknya.
Dalam kilometer perjalanan saya, satu kali saya ingat, pisang goreng dan pasar tradisional bisa harmonis dan lezat dinikmati bersamaan. Kejadiannya sih, sudah cukup lama, belasan tahun lampau.Kala itu, saya jalan-jalan ke pasar chatuchak, Bangkong.
Waktu saya melakukannya di pasar Chatuchak itu, rasanya tak ada yang salah setting. Malah yang muncul rasa senang dan nikmat. Terpesona juga, di Asia yang mirip-mirip Indonesia (sebagai negara berkembang) hadir pasar tradisional yang oke punya. Keren dan gaya rasanya bersantap pisang goreng di pasar tradisional ditemani secangkir kopi sambil duduk-duduk menikmati hilir mudik orang yang sibuk bertransaksi di sana. Alamak! Sedap nian.
Bersih dan gaya kedainya, ngafe gitu deh. Masa itu, pasar chatuchak yang popular juga dengan sebutan JJ Market, sudah seperti pasar santa di Jakarta yang lagi jadi trending topik belakangan ini, khususnya di Jakarta. Ketinggalan kita? Apa mau dikata.
Nah, kalau menikmati pisang goreng di tepi danau atau pantai, wah itu mah sudah lama sering saya nikmati. Dari masa kanak-kanak. Soalnya negeri ku kan kaya akan pantai, danau, dan laut. Apalagi kalau pulkam, alias pulang kampung ke Parapat, kota wisata di pinggir Danau Toba. Saya punya langganan pisang goreng loh di sana. Dari pisang goreng pinggir jalan hingga pisang goreng hotel Niagara dan hotel Dharma Agung. Nikmatnya bersantap pisang goreng hangat sambil menatap sunset dari ketinggian ditemani semilir angin berhembus lembut menerpa wajah ini.
Kalau yang satu ini, dibanding menyantap pisang goreng asyik dan keren di pasar tradisonal, bisa jadi Indonesia nggak ketinggalan. Moga-moga saja makin banyak pengikut pasar santa-pasar santa lain di kota-kota seluruh Indonesia. Soalnya, pisang goreng dan pasar tradisional itu toh bukan barang baru di Indonesia.
Oh ya, kamu suka pisang goreng juga? Nikmati deh pisang goreng dari kawan-kawan Rasamasa di: https://rasamasa.com/resep/pisang-goreng atau https://www.rasamasa/pisang-goreng
Kalau suka dengan Rasamasa.Sign in aja ke: www.rasamasa.com sapa tahu bisa ngumpul bareng ngomongin pisang goreng untuk kemajuan kuliner Indonesia.
Psst...meski pisang itu merakyat dan tidak pilih-pilih kelas sosial. Pisang juga bagus untuk olahragawan. Namun, pisang ternyata harus dihindari oleh penderita gagal ginjal kronik, tidak baik untuk kerja ginjal. Soalnya, kalium pisangitu tinggi!