Nasi Uduk as Breakfast in Winter Time
Orang Eropa selalu kaget kalau dengar orang Indonesia makan nasi tiga kali sehari, termasuk sarapan. Buat mereka, makan nasi di pagi hari itu terlalu berat.
Itu sebabnya, saya terbiasa mengonsumsi roti atau sereal sebagai sarapan sejak tinggal di Eropa. Setelah hampir satu setengah tahun melakukannya, saya dan dua teman dari Indonesia pun memutuskan untuk bernostalgia sarapan nasi sebelum masuk kuliah.
Menu sarapan nasi yang digemari biasanya adalah nasi uduk dan nasi kuning, ditambah pelengkap seperti gorengan, bihun goreng, telur balado, dan lain-lain (hmm,... menulisnya saya sudah bikin air liur saya menetes!) Setelah mencari informasi, saya baru tahu kalau membuat nasi uduk dan pelengkapnya itu ternyata tidak sesulit yang dibayangkan! Kebetulan, pada hari itu kami bertiga sedang libur musim dingin. Keluarga host kami juga sedang bepergian menjenguk sanak keluarganya masing-masing. Rumah pun kosong.
Kami pun berkumpul pagi-pagi pukul 06.30 untuk memasak. Acara berbelanja bahan sudah dilakukan sehari sebelumnya. Semuanya sangat mudah ditemukan, seperti beras, santan, bawang bombai, bawang putih, dan telur. Ada juga bahan yang harus dibeli di toko Asia, atau Afrika, atau Timur Tengah, seperti serai, bihun, dan daun salam.
Untuk membuat pelengkap nasi uduk kesukaan saya, telur balado, saya memilik membeli bumbu instan balado di toko Asia. Sebab, membuat bumbu balado sendiri butuh cabai, yang di sini harganya cukup mahal (kira-kira 6 Euro per 100 gramnya, sementara harga bumbu instan balado untuk sekali masak hanya sekitar 2 Euro). Harga telur di sini juga termasuk murah, sekitar 1,3 Euro untuk 10 butir.
Sementara bahan yang dibutuhkan untuk membuat bihun goreng, ini lauk favorit saya lainnya, juga cukup sederhana: bihun, bawang putih, daun bawang, dan kecap manis. Bahan-bahannya tidak selalu tersedia di supermarket biasa, tapi tetap bisa dicari. Saran saya, hati-hati saat beli kecap, lebih baik membeli merek memang sudah ada di Indonesia, bukannya merek yang pakai embel-embel kata Indonesia.
Membuat nasi uduk, telur balado, dan bihun goreng tidak makan banyak waktu karena kami bertiga bekerja sama. Sitta membuat nasi uduk, Aldy membuat bihun goreng, sedangkan saya membuat telur balado. Tugas saya jadi paling mudah karena hanya menggunakan bumbu siap saji. Untungnya, di tempat kami memasak ada empat kompor, sehingga kami bisa masak beberapa jenis masakan sekaligus. Pukul 8 pagi, sarapan sudah siap.
Sarapan nasi uduk bersama mengingatkan kami pada kota asal kami dulu, Jakarta dan Bandung. Bisa dibilang, acara masak kali ini cukup mengobati rindu kami akan suasana pagi di tanah air. Supaya lebih mantap, nasi uduk hangat dilengkapi dengan kerupuk udang yang dibeli di toko Asia. Jadi lebih berkesan!