Perjuangan Demi Makanan Halal

Pertama kali menginjakkan kaki di negeri Sakura, tidak terpikirkan sedikit pun oleh saya bahwa makanan di sini bukanlah makanan yang halal. Hingga senior saya mengingatkan untuk selalu melihat bahan-bahan yang digunakan dalam membuat masakan atau makanan lainnya, begitu juga minuman.Mengingat hampir semua makanan dan minuman di sini tidak halal.
Selain itu, sangat sulit bagi pendatang baru yang belum bisa membaca huruf kanji, hiragana, dan katakana (huruf-huruf yang digunakan di Jepang), sehingga tidak bisa memastikan bahan atau zat dalam makanan atau minuman.
Lantas pertanyaannya, bagaimana bisa survive di sini? Tentu ada saja makanan dan minuman yang tidak mengandung zat-zat yang dilarang, sehingga bisa tetap kita makan dan minum. Namun, dengan tetap memerhatikan bahan-bahan yang digunakan pada makanan dan minuman tersebut.
Cara lainnya adalah membeli bahan makanan yang halal di pasar swalayan dan memasaknya sendiri, seperti sayur-sayuran, buah-buahan, telur, ikan, susu, dan lain-lain.
Awalnya, saya memasak makanan sehari-hari menggunakan bahan-bahan masakan halal yang dijual di pasar swalayan dekat asrama. Namun
kerinduan akan masakan Indonesia yang identik penggunaan daging ayam dan daging sapi dilengkapi dengan bumbu kaya rempah-rempah, membuat saya cepat bosan dengan masakan ala kadarnya.
Jadi, saya harus berbuat sesuatu untuk mendapatkan bahan-bahan tersebut.
Halal Food Store yang terletak hampir 10 km dari tempat tinggal saya, menjadi solusi. Toko ini menawarkan berbagai bahan makanan dan minuman halal dan juga bumbu-bumbu impor dari Indonesia dan negara berpenduduk muslim lainnya.
Jadi, saat ingin makan masakan yang menggunakan daging ayam atau daging sapi,Misalnya saja, semur ayam. Kita semua tahu dan sangat menyukai masakan yang satu ini. Dengan membeli ayam, kecap, cabai merah, serai, jahe, dan lada di toko ini, saya bisa membuat dan menyajikan semur ayam. Persis seperti semur ayam buatan favorit ibu saya!