Rasa Otentik Indonesia

Kalau bukan karena bantuan salah satu staf KBRI di Manila, mungkin saya akan gagal melepas kerinduan mencicipi masakan Indonesia di Filipina. Berbekal peta ala kadarnya, saya akhirnya sukses menemukan Warung Indo, satu-satunya restoran Indonesia di Makati City, Metro Manila, Filipina.
Terletak di belakang gedung yang berada di antara San Agustin dan Leviste St., yang sangat dekat dengan Ayala Avenue, distrik pusat bisnis terbesar dan tersibuk di Metro Manila, membuat Warung Indo agak jarang dilalui orang. “Kalau belum pernah ke sini, biasanya memang sulit menemukan Warung Indo. Pernah ada orang Indonesia dari kota lain yang sempat kesasar. Begitu sampai, wajahnya sudah capek. Tapi demi kerinduan menikmati makanan Indonesia, mereka rela muter-muter hingga satu jam,” tutur Roby Fang, salah satu dari lima orang pemilik Warung Indo.
Di sisi lain, faktor lokasi juga bisa menguntungkan. Karena suasana restoran yang sepi dan tak banyak dilalui kendaraan sangat cocok untuk para pekerja kantoran yang ingin melarikan diri dari kebisingan kawasan Ayala Avenue.
Bersama Mariana Wu (rekanan Roby di Warung Indo), Roby duduk menemani saya menikmati menu-menu andalan Warung Indo: Nasi goreng sate ayam, urap sayur, perkedel, kerupuk, dan sambal terasi. Ayam penyet dan rendang sapi adalah menu andalan lain yang paling diminati di sini, baik oleh kalangan Indonesia, Filipina, Amerika, Inggris, dan Australia.
“Pada masa awal, kami sering diomeli konsumen. Katanya, ini restoran Indonesia tapi rasa masakannya bukan rasa Indonesia,” kenang Mariana. Bisa dimaklumi, karena ketika berdiri pada April 2012, restoran ini masih menggunakan koki orang Filipina. Karena banyak konsumen mengeluh, mereka berganti strategi. Bersama empat kawan yang juga pemilik, Roby melakukan perubahan di sana-sini. Termasuk mempekerjakan koki dari Indonesia dan mendatangkan rempah-rempah langsung dari Indonesia.
“Di sini memang ada rempah-rempah, tapi ketika dimasak rasanya beda. Kurang otentik dan hilang rasa khas Indonesia-nya. Itu sebabnya kami ngotot untuk bawa langsung dari Indonesia,” ujar Roby memaparkan.
Kemiri, ketumbar, kencur, lengkuas, dan daun salam adalah jenis rempah yang paling sulit didapat di Filipina. Walhasil, setiap bulan Roby harus pulang ke Indonesia dan membeli bahan baku tersebut. Membawanya masuk ke Filipina pun lumayan sulit, namun bagi Roby dan Mariana, semua itu terbayar ketika konsumen puas dan memuji rasa asli masakan Indonesia di restoran mereka.
Bisnis ini juga banyak mempertemukan Roby dan Mariana dengan orang Indonesia dan pelajar asal Indonesia yang hidup diperantauan. Berawal dari konsumen, mereka pun menjadi teman.
“Selama ini mereka nyebar kalau nongkrong, di Starbucks atau restoran-restoran lain. Enggak ngumpul di satu tempat. Impian saya, suatu saat ada yang tanya, ‘Eh, nongkrong di mana kita?’ lalu dijawab, ‘Yuk, kita nongkrong di Warung Indo aja!’,” tutur Roby mengungkapkan cita-citanya.
Warung Indo
Ground Floor, LPL Manor
116 Leviste St – Salcedo Village
Makati City, Philippines.
Warungindoo@yahoo.com