Recipe Stories

Rendang Paru From Ranah Minang

rendang-paru-from-ranah-minang

Uda Dian sudah mulai masak sejak umur berapa?

Aku masak sudah sejak usia 12 tahun, pertama kali mulai dari nasi goreng. Lalu pas SMP, aku pernah masak burung puyuh goreng. Beli puyuh hidup dan potong sendiri, kenangan banget hahaha.

Dari mana uda belajar membuat masak?

Aku bisa masak berkat didikan mama, sama rata cewek dan cowok wajib membantu di dapur. Karena laki-laki satu-satunya dari kecil, aku yang diajak ke pasar untuk angkat-angkat belanjaan ibu. Nah, dari sana lah aku kenal bahan-bahan untuk masak seperti bawang dan lain-lain.

Tahun 2002, ketika papa sakit selama sebulan di rumah sakit, aku mendapat tugas dari mama untuk memasak berbuka selama sebulan. Semua otodidak. Mama cuma sampaikan cara memasaknya secara lisan.

Aku yang ke pasar dan masak semua masakan untuk mama dan adik-adik yang jagain papa di rumah sakit. Sejak saat itu kami, khususnya aku yang banyak ke dapur sampai akhirnya aku yang masak di dapur.

Apa kunci dari masakan Uda Dian?

Pertama, daging sapinya aku beli dari pedagang tradisional di Padang Panjang yang memiliki komitmen tinggi akan daging yang baik.

Bumbunya juga bukan bumbu giling yang dibeli di pasar, tetapi aku olah sendiri di rumah. 

Rata-rata perlu waktu dua hari untuk memasak rendang karena proses slow cooking dari santan putih hingga menjadi coklat kehitaman. Aku gunakan kuali besi tebal karena memiliki daya panas lama dan lebih merata. Kuali ini pun aku dapat dari pedagang Tionghoa.

Yang pasti, minyak yang digunakan untuk merandang juga minyak yang keluar langsung dari santannya langsung. Kebayang ‘kan sedapnya seperti apa.

Apa yang spesial dari rendang paru Uda Dian?

Rendang paru ini sebetulnya adalah best seller Hidangan Minangkabau Culinary, UKM yang aku dirikan di 2011, untuk menjual berbagai masakan minang.

Bagaimana awal mulanya Hidangan Minangkabau Culinary ini?

Awalnya itu aku diundang ke Jakarta untuk ketemu William Wongso. Beliau sampaikan kalau aku harus fokus di kuliner minang dan menjadi ahli di situ, karena suatu saat dunia akan butuh pemuda-pemuda yang ahli masakan tradisional untuk memperkenalkan rasa otentik lokal kita ke dunia. Jangan malu, karena kita eksotis.

Tahun 2013, aku juga diminta untuk mendampingi Heinz von Holzen saat berkunjung ke Padang. Akhirnya aku diundang ke Bali untuk memasak masakan minang selama tiga minggu. Ada belasan resep aku sumbangkan yang akhirnya muncul dalam buku “A New Approach to Indonesian Cooking” di akhir Desember 2014. 

Apa masakan bestseller dari Hidangan Minang Culinary?

Di kami ada Rendang Series dan Balado Series.

Rendang series berisi beragam bahan rendang dari daging, paru, belut, lidah sapi, jengkol, kentang dan lokan. Ini semua diolah secara pribadi dan khusus untuk pelanggan kami.

Sedangkan balado series itu berisi dendeng kering, belut dan lele kriuk kriuk balado. Tergantung permintaan, tapi dasarnya kami menggunakan minyak kelapa untuk menggorengnya. 

Apa yang Uda Dian berikan untuk pelanggan uda?

Semua masakan yang kami jual, langsung diolah di Ranah Minang dengan rasa dan khazanah budaya sajian keluarga kita. 

Rendang kami freshly made to order melalui proses slow cooking maka beri kami waktu dua hari sebelum jadi dan siap dikirim.