Cooking Abroad

Shrimp Paste Sambal Goes Global

shrimp-paste-sambal-goes-global

Tahun kedua di Kanada, saya berkesempatan bekerja di ibukota provinsi, Halifax. Di sana, saya bertemu dengan komunitas orang Indonesia. Dari mereka, saya dapat banyak info bagaimana cara menemukan bumbu Indonesia atau membuat masakan Indonesia dengan bumbu yang ada (walau mungkin banyak yang tidak tersedia di sini).

Di kota Halifax juga saya menemukan dua toko Asia yang juga menjual bumbu-bumbu dari Indonesia.

Pertama datang ke kedua toko itu, saya seperti menemukan harta karun!

Ada banyak bumbu pre-mixed, seperti bumbu Munik atau Indofood untuk membuat rendang, ayam gulai, ayam bumbu rujak, sambal goreng udang, sambal goreng hati, hingga sayur asam. Ada juga bumbu pecel dan gado-gado yang hanya tinggal diseduh, kecap manis ABC dan Bango, dan sambal terasi (Cap Ibu) kemasan stoples. Di toko ini juga menjual bumbu atau bahan khas Indonesia lain, seperti daun jeruk kering, kemiri, kerupuk udang, ikan teri (dari Thailand), hingga tempe asli Indonesia.

Semua saya borong, walau harganya mahal dan kantung saya sebagai mahasiswa bisa dibilang terbatas. Demi melepas kerinduan memasak dan makan makanan Indonesia, saya rela merogoh kocek. Saya juga rela menempuh jarak sekitar 120 km ke Halifax demi bumbu-bumbu itu.

Masakan Indonesia yang pertama saya coba adalah nasi uduk, berbekal resep dari situs masakan Indonesia. Bumbu-bumbu mudah ditemukan, seperti santan, daun salam (bay leaf), serai, daun jeruk, dan daun pandan, yang saya beli di Halifax. Hasilnya enak sekali rasanya, bahkan roommates saya yang asli Kanada sempat mencicipi dan menyukainya. Akhirnya saya bisa makan nasi uduk dengan ikan teri goreng dan sambal terasi. Enak tenan!

Masakan selanjutnya yang saya buat adalah nasi goreng dengan sambal terasi untuk acara potluck di kampus. Supaya rasa dan bau terasi tidak terlalu kuat, saya campurkan ke dalam nasi goreng supaya teman-teman bisa makan, karena lidah dan hidung mereka tidak terbiasa dengan bau terasi.

Yang mengejutkan, teman-teman Kanada juga menyukainya dan itu pertama kalinya mereka mencicipi sambal terasi.

Sebelum pulang ke Indonesia bulan Juni lalu, saya mengadakan farewell party dengan sajian makanan Indonesia. Berbekal bumbu pre-mixed yang rasanya tak kalah enak daripada meracik dari bahan-bahan mentah, ditambah tempe buatan Kanada yang saya beli di toko Pete’s yang baru buka di kota tempat tinggal saya, saya memasak beberapa makanan. Mulai dari rendang, sambal goreng udang, pecel, tempe dan tahu goreng, dilengkapi dengan sambal dan kecap manis. Ternyata, semua tamu saya yang berasal dari berbagai negara, mulai dari India, Taiwan, Jepang, dan Kanada, suka sekali dengan masakan saya. Memang, citarasa kuliner Indonesia itu tidak ada duanya dan bisa mendunia! Kalau belum ada saingan, rasanya ingin juga saya buka restoran Indonesia di Kanada!